Waspadai Pelatihan Teroris di Hutan
Senin, 12 September 2011 – 07:36 WIB
Meski demikian, bukan berarti kegiatan training atau motivasi harus dihindari. Mantan ketua mantiqi 3 (Sabah, Kalimantan Timur, Palu dan Mindanao) itu menyebut jika kegiatan itu diperlukan untuk menumbuhkan semangat anak muda. "Anak muda harus pandai memilih. Jangan sampai melukai orang atau membunuh orang," jelasnya.
Pandai-pandai memilih itu bukan tanpa sebab. Dia lantas mencontohkan Dani Dwi Permana yang menjadi pelaku bom bunuh diri JW Marriott. Saat meledakkan bom 17 Juli 2009 lalu, Dani masih 17 Tahun. Saat itu, Nurdin M Top melalui Saefudin Zuhri memang getol mencari anak muda untuk menjadi bomber.
Anak muda dipilih karena mudah dicuci otak. Memasukkan pemahaman yang salah ke otak anak-anak muda. Menyimpang dari ajaran Islam sebenarnya yang mengajarkan untuk hidup damai dan saling mengasihi. Menjadi lebih muda karena tawaran yang disampaikan biasanya terkait dengan surge dan penghapusan dosa.
"Iming-imingnya bisa mati syahid, masuk surga, dan ditemani 72 bidadari," urainya. Disamping itu, dia juga berharap agar masyarakat bisa menerima mantan pelaku terror atau yang pernah bergabung dengan kelompok radikal. Menurutnya, itu penting agar mereka tidak "kumat" dan kembali memilih jalan yang salah.
JAKARTA - Peringatan serangan 9/11 memang tidak terlalu menggema di tanah air. Namun, mantan pentolan Jamaah Islamiah (JI) Nasir Abas momen ini bisa
BERITA TERKAIT
- Kanim Bekasi Gelar Upacara Peringatan Hari Ibu
- Acungi Jempol Mabes Polri, Edi Minta 18 Oknum Polisi Diduga Peras WN Malaysia Dipecat
- Bonnie: Sensor Karya di Lukisan Yos Suprapto Bisa jadi Preseden Buruk Pemerintahan Prabowo
- Warga Kepri yang Mudik Nataru Diminta Titipkan Rumah ke Polisi
- Gubernur Lemhannas: Peningkatan Kualitas SDM Kunci Indonesia Emas
- Pastikan Kelancaran Distribusi Energi, Tim Pertamina Patra Niaga Bekerja 24 Jam