Waspadai Tindakan Mengobati Diri Sendiri dengan Obat-obatan yang Banyak Disebutkan di Grup WhatsApp

"Jadi jangan dikira bahwa semua obat itu akan cocok ke diri kita masing-masing," kata dr Decsa.
"Mengapa tidak boleh melakukan terapi? Karena belum tentu cocok. Kalau misalnya niatnya pengen sembuh tapi malah kena efek samping obat, yang rugi siapa?"
Nah, dokterlah yang hadir untuk memperkecil risiko terjadinya efek samping, sekaligus memastikan suatu obat cocok untuk tubuh penderita.
"Jadi, ada perannya masing-masing," katanya.
"Enggak mungkin dokter sekolah lebih dari enam sampai 10 tahun tanpa mempelajari hal yang rumit ini."
Jadi dr Decsa mengatakan yang paling penting adalah pencegahan.
"Jangan sampai sakit. Percuma kita ngasih obat yang advanced banget tapi nanti ujung-ujungnya tidak cocok, dan risiko untuk terjadi kematian tinggi. Percuma," katanya.
Ibarat penyakit adalah musuh, kita harus tahu siapa yang kita lawan dan kelemahannya untuk bisa menang.
Dr Desca Medika membantu menjawab pertanyaan yang banyak diajukan di Indonesia terkait obat-obatan yang dikatakan bisa menyembuhkan COVID
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Dengar Ada Mahasiswi Mandi, Dokter MAES Berbuat Nekat, Terjadilah
- Oknum Dokter di Medan Tersangka Pencurian dengan Kekerasan, Begini Kejadiannya
- Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Jadi Tersangka Penganiayaan
- Usut Dugaan Pelecehan Oknum Dokter di Malang, Polisi Kumpulkan Alat Bukti