Waspadai Zika, Bandara Juanda Pelototi Penumpang dari Singapura

Waspadai Zika, Bandara Juanda Pelototi Penumpang dari Singapura
Deteksi virus zika di Bandara Juanda. Foto: JPG/Jawa Pos

jpnn.com - SIDOARJO - Virus Zika kini sedang menyerang beberpa negara di Asia. Di antaranya Singapura, Thailand, dan Malaysia. Kini, Indonesia berpotensi menjadi tempat persebaran selanjutnya.

Untuk menangkal virus tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya Cabang Bandara Internasional Juanda melakukan beberapa langkah pencegahan.

Antisipasi itu diaplikasikan dalam beberapa langkah. Yang pertama adalah membagikan kartu kewaspadaan kesehatan (K3). Kartu berwarna kuning itu harus dibawa ke dokter bila dalam dua minggu penumpang merasakan gejala terjangkit virus berjenis flavivirus tersebut.

Gejalanya berupa kulit kemerahan, demam, nyeri sendi atau radang sendi, dan radang selaput mata. ''Kartu tersebut harus diisi agar memudahkan identifikasi," ujar dr Maedy, dokter yang bertugas, kemarin.

Selain itu, KKP memasang alat pemindai suhu atau thermal scanner. Alat tersebut dipasang di depan kantor KKP di terminal kedatangan internasional Terminal 2 Bandara Juanda.

Untuk penumpang yang baru turun dan melewati eskalator, suhu tubuhnya akan langsung dipindai. Ketika suhunya berada di bawah 38 derajat Celsius, layar akan menunjukkan warna hijau. Namun, jika di atas suhu itu, warnanya akan berubah menjadi merah.

 ''Petugas akan langsung melakukan tindak lanjut," jelas Maedy.

Suhu penumpang itu akan dicek ulang dengan alat body infrared thermometer (BIT). Petugas akan mengarahkan alat berbentuk seperti tembak tersebut di dahi penumpang. Jika suhunya masih terlihat tinggi, penumpang dikarantina.

 ''Tapi, kebanyakan hanya karena kepanasan saat turun dari pesawat saja. Jadi, tidak masalah," tuturnya.

Kepala Kantor KKP Kelas I Surabaya Cabang Juanda Nyoman Murtiyasa mengungkapkan, antisipasi itu berlangsung sejak pekan lalu. Terutama saat Singapura dinyatakan siaga I virus dengue yang merupakan kelompok arbovirus tersebut. Namun, baru kemarin mereka benar-benar siap dengan segala perlengkapan untuk antisipasi.

 ''Sebelumnya sudah jalan. Tapi, belum ada kartunya (K3). Sebatas thermal scanning," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Termasuk dengan Kementerian Kesehatan dan lembaga lintas sektor di bandara. Bahkan, besok (7/9) ada fogging untuk menghalau dan mematikan nyamuk di sekitar bandara. Rencananya, kegiatan tersebut dilakukan pada dini hari. ''Menunggu bandara sepi agar tidak mengganggu aktivitas pengguna bandara," jelasnya.

Meski begitu, dia berharap masyarakat tetap tenang. Menurut dia, Zika tidak perlu ditakuti, tapi tetap harus diwaspadai.

 Langkahnya adalah sebisanya menghambat vektor virus zika dan segala sesuatu yang mengembangkan vektor tersebut. Vektor utama virus yang belum ada vaksinnya itu adalah nyamuk Aedes aegypti.

Selain menggunakan thermal scanner, pihak KKP mengaktifkan dua alat BIT. Jika persebaran semakin banyak, tidak tertutup kemungkinan alat tersebut ditambah. ''Kami sudah punya 20 alat dan akan ditambah lagi dari pusat," ujarnya.

Dia menekankan bahwa orang dengan daya tahan tubuh lemah lebih rentan terserang virus Zika. Mereka yang fit belum tentu bisa terjangkit. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat agar menjaga daya tahan tubuh. Jangan sampai sakit.

Perhatian utama saat ini tertuju kepada penumpang asal Singapura. Selain itu, penumpang dari Malaysia dan Thailand mulai mendapat perhatian. Namun, sampai saat ini belum ditemukan orang yang terjangkit virus Zika. ''Masih belum. Doakan tidak ada," harapnya. (aji/c7/dos/flo/jpnn)

 


SIDOARJO - Virus Zika kini sedang menyerang beberpa negara di Asia. Di antaranya Singapura, Thailand, dan Malaysia. Kini, Indonesia berpotensi menjadi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News