Watak Orang Indonesia Berubah, Terbanyak Bullying Penampilan
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi dan Media Massa.Devi Rahmawati mengatakan orang-orang mendadak digital akibat pandemi.
Di dalam sistem digital tidak semua informasi dinyatakan dengan benar, karena lebih banyak hoaks yang memenuhi media sosial, membuat kebanyakan orang diwarnai banyak prasangka.
Akibat pandemi semua mendadak digital. Sayangnya penggunaan gawai di media sosial tidak semua menjadi berkah. Sebagian menjadi bencana karena diwarnai banyak prasangka, salah satunya lewat hoaks.
Devi juga menyatakan kebanyakan kasus bully yang terjadi di media sosial adalah soal penampilan. Indonesia yang mempunyai banyak kasus bully tersebut.
Dia sangat menyayangkan hal ini terjadi karena watak orang Indonesia dikenal akan keramahannya.
"Peringkat satu dalam bullying adalah penampilan. Indonesia juga masuk tertinggi dalam bullying soal penampilan," ujarnya.
Dikatakannya kondisi ini sangat mengerikan, bahkan watak manusia Indonesia yang dahulu ramah berubah menjadi pemarah dan berang.
Devi berharap dengan seminar ini para peserta bisa menjadi manusia yang cakap digital. Artinya tidak hanya tahu cara posting, selfie dan sebagainya, tetapi terampil memanfaatkan ruang digital dengan tingkah laku positif dan produktif di media sosial.
Watak orang Indonesia berubah di era digital, terbanyak kasus bullying penampilan.
- Irjen Karyoto Rotasi Jabatan, Mulai dari Kapolsek hingga Kasat di Jajaran Polda Metro
- Bersama ESQ, FK Unair Targetkan Zero Bullying dalam Pendidikan Kedokteran
- 7 Mayat di Bekasi Disebut Pelaku Tawuran, Nyebur ke Kali saat Ada Patroli Polisi
- Siswa SD di Ternate Meninggal Diduga Akibat Perundungan, Sahroni Soroti Kelalaian Pihak Sekolah
- Pengakuan Undip-RS Kariadi soal Bullying Jalan Pengusutan Kasus dr Aulia Risma
- Soal Dugaan Bullying di Binus School Simprug, Sahroni: Seharusnya Cari Solusi Bersama Dulu