Wawan Ditangkap, Keluarga Atut Diterpa Tsunami Politik

Wawan Ditangkap, Keluarga Atut Diterpa Tsunami Politik
Akhirnya Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah terlihat di depan publik setelah adiknya Tubagus Chari Wardhana ditangkap KPK. Ia menghadiri acara istigosah di Mesjid Baitussolihin, Kota Serang, Senin (7/10) dengan mendapat kawalan yang ketat. Foto: Edo Dwi/Banten Pos/JPNN - See more at: http://www.jpnn.com/?mib=galeri&kd_foto=579&page=1#ad-image-0

jpnn.com - PENGAMAT politik asal Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta) Banten, Gandung Ismanto, mengistilahkan tertangkapnya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan oleh KPK, bagi keluarga besar Gubernur Ratu Atut Chosiyah merupakan tsunami politik. Itu peristiwa terbesar yang terjadi pasca meninggalnya Tubagus Chasan Chohib, ayah kandung Atut.

”Tidak ada guncangan sedahsyat masalah yang saat ini sebelumnya sehingga membuat dinasti ini goyah,” terangnya kepada INDOPOS, Selasa (8/10). Namun, katanya juga, dirinya tidak yakin bahwa peristiwa ini (penangkapan Wawan, Red) akan membuat dinasti Banten ini runtuh.

Karena pilar mereka terlembaga pada dua dimensi, yaitu aspek struktur politik di mana trah keluarga Atut memiliki Partai Golkar dengan struktur dan jaringan yang kuat. Selain itu, keluarga Atut juga memiliki legitimasi tradisional pada kelompok jawara dan ulama.

”Sepanjang ulama dan jawara tidak banyak berubah menyikapi persoalan ini, saya tidak yakin Banten berubah,” cetusnya.

Apalagi, katanya juga, hingga saat ini loyalitas ulama dan jawara di Banten belum banyak berubah terhadap keluarga tersebut. Gandung juga mengatakan, walaupun Wawan yang dianggap sebagai tokoh sentral di dinasti Banten ditahan, tetapi sistem yang dibangun dinasti ini menjaga jaringan ulama dan jawara selalu terjaga.

”Pada Pemilu 2009, dinasti keluarga ini tidak hanya membangun basis di Partai Golkar tetapi sudah berkembang ke beberapa partai lain,” ujar juga pengajar di Universitas Agent Tirtayasa (Untirta) Banten ini. Lantaran kroni-kroninya keluarga itu, sudah banyak tersebar di berbagai partai lainnya.

”Meski mereka berlatar belakang partai berbeda, kalau mereka terpilih pasti mengusung satu kepentingan. Inilah begitu kuatnya jejaring kekuasaan dinasti politik ini,” ujar dia lagi. Apalagi, katanya juga, masyarakat kelas menengah Banten saat ini tidak siap menyikapi momentum perubahan ini.

Sehingga mereka tidak sempat mengonsolidasi diri. Buktinya, tokoh-tokoh pendiri Banten sampai hari ini juga belum terdengar suaranya. ”Baru kemarin, Pak UU Mangkusasmita. Tetapi tidak disambut baik tokoh-tokoh yang lain. Termasuk kalangan ulama-ulama yang menjadi silent majority,” katanya.
        
Dalam situasi normal, pada 2014 akan menjadi fase penguatan hegemoni dinasti keluarga Atut di Banten dalam bidang politik. Karena lebih banyak lagi keluarga itu mencalonkan diri sebagai Caleg dari berbagai partai.  ”Jadi kekuatannya akan lebih menggurita. Mereka sudah masuk ke partai-partai politik lainnya,” katanya lagi.

PENGAMAT politik asal Universitas Sultan Agung Tirtayasa (Untirta) Banten, Gandung Ismanto, mengistilahkan tertangkapnya Tubagus Chaeri Wardana alias

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News