Wawancara Khusus ABC Dengan Dua Pilot Perempuan Pertama Asal Papua

Bagi Vanda, menjadi pilot ini juga sebuah perjuangan mengalahkan ketakutan dalam dirinya sendiri karena ia mengaku takut dengan ketinggian.
"Saya sebenarnya takut dengan ketinggian, makanya begitu terbang pertama dengan pesawat kecil, saya awalnya gugup, tapi lama kelamaan jadi terbiasa."
"Dan saya sejak pengalaman pertama terbang itu saya langsung suka banget terbang dan saya selalu ingin terbang setiap hari apalagi malam hari, karena pemandangannya indah sekali di angkasa," tuturnya.
Kini Vanda sedang menjalani pendidikan pilot di Garuda Indonesia Training Center (GITC) dengan mengambil rating tipe pesawat Boeing 737-800 NG dan selanjutnya akan mengikuti flight training.
Ia mengaku sudah tidak sabar melayani rute penerbangan di Papua.
"Saya lihat di sosmed, masih ada tempat terpencil di Papua yang belum terjangkau dan sulit sekali mendapat kiriman sembako. Jadi saya pikir saya bisa membantu warga Papua kalau saya diterima di dunia penerbangan."

Martha Itaar: Tekad membangun Papua
Sementara bagi Martha Itaar menjadi pilot perempuan pertama asal Papua yang bertugas di Garuda Indonesia memberikan catatan tersendiri bagi dirinya.
"Selain bangga dan haru, saya juga merasa memiliki tanggung jawab besar untuk berpikir saya harus berbuat apa biar lebih banyak anak Papua yang bisa mendapat kesempatan menjadi penerbang di maskapai nasional."
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?