Wawancara sambil Diawasi 10 Orang Bersenjata
Selasa, 22 September 2009 – 06:44 WIB
Kebanyakan mereka berada di kawasan Mindanao Tengah (Marawi, North Cotabato, dan Cotabato City) serta di Mindanao Selatan (Buluan, Sultan Kudarat, Tipu-Tipu, dan General Santos).
Pusat pemerintahan MILF terletak di sebuah kamp nonmiliter di Kamp Darapanan, 10 km ke Utara Cotabato City. Selain pusat operasional, kamp itu menjadi jujukan tim peninjau dari negara-negara asing terkait konflik bersenjata MILF dengan pemerintah Filipina.
Sejarah konflik tersebut sangat panjang. Pada abad ke-16, kaum muslim Moro sudah mengangkat senjata melawan penjajahan Spanyol. Tapi, mereka kurang berhasil, bahkan malah terdesak ke daerah selatan. Perjuangan muslim Moro terus berlanjut hingga pendudukan Amerika pada abad ke-18.
Nah, konflik kontemporer yang terjadi hingga sekarang ini bermula pada 1972. Ketika itu, Presiden Ferdinand Marcos menerapkan kondisi perang "Martial Law". Akibatnya luar biasa. Terjadi konflik horizontal antara suku muslim dan nonmuslim di Mindanao Selatan. Perang tersebut memusnahkan banyak perkampungan muslim. Banyak tanah dan harta milik kaum muslim Moro yang berpindah tangan.
Moro Islamic Liberation Front (MILF) sekarang ini masih menjadi organisasi paling "memusingkan" pemerintah Filipina. Mempunyai tak kurang
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408