Wayang Orang Bharata, Bertahan dengan Gaji Minim di Pusat Kota Jakarta
Sekali Tampil, Bayaran Tertinggi Pemain Rp 35 Ribu
Rabu, 01 Juni 2011 – 08:08 WIB
Ketika banyak kelompok kesenian wayang orang bertumbangan karena tergerus zaman, di Jakarta ternyata masih ada yang eksis. Namanya Paguyuban Wayang Orang Bharata. Meski para pemain dibayar dengan sangat murah, kelompok yang berdiri sejak 1972 ini masih bertahan sampai sekarang.
THOMAS A. KUKUH, Jakarta
SETIAP Sabtu malam markas Paguyuban Wayang Orang Bharata di kawasan Senen, Jakarta Pusat, selalu sibuk. Sabtu lalu (21/5) misalnya. Sejak pukul 19.00 orang-orang terus berdatangan ke gedung berlantai dua itu. Dengan tertib mereka masuk, lalu mengantre tiket yang ada di sisi kanan pintu masuk.
Seperti umumnya orang yang akan menonton pertunjukan, setelah mendapatkan tiket, para pengunjung langsung masuk ke ruang pertunjukan dan duduk sesuai dengan nomor kursi yang tertera dalam karcis.
Sebelum masuk ke gedung pertunjukan, para pengunjung disambut seorang perempuan berpakaian kebaya lengkap dengan konde besarnya. Dia berpasangan dengan seorang pria yang mengenakan beskap khas Jawa. "Monggo, sugeng rawuh (silakan, selamat datang)," kata para penerima tamu itu sambil tersenyum kepada setiap tamu dengan badan membungkuk.
Ketika banyak kelompok kesenian wayang orang bertumbangan karena tergerus zaman, di Jakarta ternyata masih ada yang eksis. Namanya Paguyuban Wayang
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala