Wayang Orang Bharata, Bertahan dengan Gaji Minim di Pusat Kota Jakarta
Sekali Tampil, Bayaran Tertinggi Pemain Rp 35 Ribu
Rabu, 01 Juni 2011 – 08:08 WIB
Menurut Yunus, terjangkaunya harga tiket itu menjadi salah satu alasan mengapa pertunjukannya selalu dipenuhi penonton. Sebenarnya Yunus merasa bahwa harga tiket tersebut terlampau murah untuk sebuah pertunjukan wayang orang yang membutuhkan keterampilan khusus dan perlengkapan yang wah. Meski demikian, Yunus tak berani menaikkan harga tiket karena takut kehilangan banyak pelanggan.
Memang, harga yang begitu murah itu berbanding lurus dengan pendapatan para pemain dan kru. Yunus lalu buka-bukaan tentang bayaran yang diterima para awak Bharata. "Di sini bayaran paling tinggi adalah Rp 35 ribu sekali pertunjukan," ucapnya.
Jumlah tersebut, kata Yunus, diberikan kepada pemain kelas A. Artinya, pemain yang memiliki jam terbang tinggi dan nama yang sudah tenar. Di bawahnya adalah pemain kelas B dengan honor Rp 30 ribu sekali pertunjukan. Yang terendah adalah pemain kelas D dengan honor Rp 20 ribu.
Dia mengatakan, setiap pemain dan kru langsung menerima uang begitu pertunjukan selesai. Uang tersebut hasil penjualan tiket hari itu juga. "Cukup nggak cukup harus cukup," imbuhnya lalu meringis.
Ketika banyak kelompok kesenian wayang orang bertumbangan karena tergerus zaman, di Jakarta ternyata masih ada yang eksis. Namanya Paguyuban Wayang
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408