Wayang Orang Sriwedari Solo Peringati Hari Jadi Ke-101

Libatkan 101 Seniman, Pernah Pentas tanpa Penonton

Wayang Orang Sriwedari Solo Peringati Hari Jadi Ke-101
Pementasan wayang orang Sriwedari tadi malam. Foto: ARIEF BUDIMAN/RADAR SOLO
Tiap malam juga diambil tema yang berbeda-beda. Pertunjukan pada 7 Juli bertema Pandawa Lare yang menggambarkan awal terpuruknya GWO karena terkikis era globalisasi. Lalu, 8 Juli (tadi malam) bertema Pandawa Nugraha. Yakni, menggambarkan langkah yang ditempuh untuk menghindar dari keterpurukan. Puncaknya, nanti malam (9 Juli) bertema Karno Tanding yang menggambarkan kejayaan kembali hingga menorehkan sejarah baru.

Diwasa menyatakan, pengambilan tema tersebut bukan tanpa tujuan. Dengan tema itu, dirinya ingin kejayaan kesenian rakyat tersebut bisa kembali. "Kita ingat pada 80-an, GWO menuai masa kejayaan. Banyak pencinta seni dari dalam negeri maupun luar negeri yang berbondong-bondong menyaksikan pergelaran seni di GWO.

Sekarang, pencinta kesenian tradisional mulai menurun. Masyarakat cenderung meninggalkan kesenian tradisional dan beralih ke tontonan yang menyajikan modernisasi," ungkap alumnus ISI tersebut.

Menurut dia, momentum hari jadi 101 tahun usia wayang orang Solo menjadi cambuk penyemangat seniman wayang orang. Sebab, selama kurun waktu lebih dari seabad tersebut, perjuangan seniman wayang orang di Kota Solo untuk mempertahankan eksistensi wayang orang agar tetap hidup tidaklah semudah membalik telapak tangan. Pasang surut perjalanan wayang selama berdiri menjadi pengalaman tersendiri bagi Diwasa untuk mengelola wayang orang di Kota Solo.

Kesenian ini cukup tua, setua sejarah Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran sebagai trah Dinasti Mataram. Sempat booming sampai ditonton

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News