Webinar Emas Merdeka Pegadaian Sukes Sedot 19 Ribu Peserta

jpnn.com, JAKARTA - Webinar Emas Merdeka yang digelar oleh PT Pegadaian (Persero) pada Kamis (6/8) lalu secara daring berhasil menyedot lebih dari 19 ribu peserta.
Acara yang bertajuk 'Merdeka Finansial di Era New Normal' ini diadakan serentak di seluruh Indonesia dengan menghadirkan 12 Senior Vice President PT Pegadaian dan 8 delapan pembicara yang berpengalaman di bidang perencanaan keuangan serta bisnis.
Acara ini dimulai dengan sambutan dari Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Kuswiyoto.
Dalam kesempatan tersebut Kuswiyoto juga menyampaikan pesan kepada seluruh peserta Webinar bahwa investasi tidak melulu tentang materi, tetapi bisa dimulai dengan memperkaya diri dengan ilmu yang bermanfaat.
“Acara webinar Emas Merdeka diharapkan bisa memberikan ilmu yang bermanfaat yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menuju Indonesia yang lebih baik, lebih sejahtera, dan bersama-sama kita menuju generasi emas,” kata Kuswiyoto.
Penyelenggaraannya dibagi menjadi 12 sesi sesuai dengan kedudukan Kantor Wilayah (Kanwil) PT Pegadaian di Indonesia.
Dalam Webinar Emas Merdeka 'Merdeka Finansial di Era New Normal', para pembicara menjelaskan definisi dari merdeka finansial sesuai versinya masing-masing.
Misalnya menurut Prita Ghozie, Principal Consultant dan CEO ZAP Finance, menyatakan bahwa ada lima indikator yang menunjukkan bahwa seseorang sudah merdeka secara finansial.
Webinar Emas Merdeka Pegadaian mampu menyedot animo lebih dari 19 ribu peserta yang belajar mencapai merdeka finansial dari ahlinya.
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- Masyarakat tak Perlu Ragu Bertransaksi Emas Secara Digital di Pegadaian
- Dalam 6 Hari Galeri 24 Pegadaian Menjual Lebih Dari 250 kg Emas Batangan
- Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Hari Ini Naik Tajam, Berikut Perinciannya
- Emas Diburu, Dirut Pegadaian: Transaksi Emas Naik 4 Kali Lipat, Capai Rp1,5 Triliun