Who Are We?
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Sejak itu mereka berusaha membentuk jatidiri sendiri terlepas dari masa lalu dan memutus rantai sejarah dengan Inggris.
Huntington mengakui bahwa tidak mudah membangun identitas nasional itu, karena pada dasarnya identitas dasar bangsa Amerika tidak berbeda dengan bangsa Inggris yang dianggap sebagai penjajah.
Identitas itu adalah WASP (white anglo saxon protestant), bangsa Amerika adalah kulit putih keturunan Inggris dan beragama protestan.
Mau tidak mau identitas itu tetap melekat sampai sekarang, dan bangsa Amerika sangat bangga dengan identitas itu.
Inilah paradoks pada identitas nasional Amerika.
Pada satu sisi mereka ingin menjadi bangsa yang merdeka dengan identitas yang betul-betul lepas dari Inggris sebagai penjajah.
Akan tetapi, di sisi lain mereka tetap bangga dengan identitas WASP-nya.
Pengalaman penjajahan membuat mereka berusaha menemukan identitas baru dengan menjadikan pluralisme, kebhinekaan, sebagai dasar filosofi berbangsa.
Dalam bukunya Who Are We: The Challenges to America’s National Identitiy, Huntington mengatakan identitas nasional Amerika berada dalam bahaya.
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia