Who Are We?
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sejak itu mereka berusaha membentuk jatidiri sendiri terlepas dari masa lalu dan memutus rantai sejarah dengan Inggris.
Huntington mengakui bahwa tidak mudah membangun identitas nasional itu, karena pada dasarnya identitas dasar bangsa Amerika tidak berbeda dengan bangsa Inggris yang dianggap sebagai penjajah.
Identitas itu adalah WASP (white anglo saxon protestant), bangsa Amerika adalah kulit putih keturunan Inggris dan beragama protestan.
Mau tidak mau identitas itu tetap melekat sampai sekarang, dan bangsa Amerika sangat bangga dengan identitas itu.
Inilah paradoks pada identitas nasional Amerika.
Pada satu sisi mereka ingin menjadi bangsa yang merdeka dengan identitas yang betul-betul lepas dari Inggris sebagai penjajah.
Akan tetapi, di sisi lain mereka tetap bangga dengan identitas WASP-nya.
Pengalaman penjajahan membuat mereka berusaha menemukan identitas baru dengan menjadikan pluralisme, kebhinekaan, sebagai dasar filosofi berbangsa.
Dalam bukunya Who Are We: The Challenges to America’s National Identitiy, Huntington mengatakan identitas nasional Amerika berada dalam bahaya.
- Donald Trump Makin Berniat Mencaplok Greenland
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Krisis Telur, Sampai Terpaksa Impor
- IDCI Nilai Pertahanan Siber Seharusnya Jadi Tugas Utama TNI
- Mantap! Anyaman Mendong Khas Tasikmalaya Tembus Pasar Amerika Serikat dan Jerman
- Batas Sabar
- Indonesia-Vietnam Eksplorasi Peluang Kerja Sama untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Inklusif