Who Are We?
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Para pemimpi yang gagal akhirnya menjadi penghuni penjara dan menjadi pembunuh seperti Salvador Ramos, pelaku pembunuhan di Texas.
Dalam beberapa tahun terakhir ini gelombang serbuan imigrasi terasa terlalu banyak, terutama yang datang dari negara-negara Hispanik yang berbahasa dan berbudaya Spanyol dan Portugis.
Serbuan imigran dari Meksiko langsung menyerbu daerah-daerah perbatasan Amerika sehingga kemudian perbatasan itu ditutup dengan kawat berduri dan dipatroli dengan ketat.
Donald Trump terpilih sebagai presiden pada 2015 karena menyuarakan ketakutan warga kulit putih atas serbuan imigran ini.
Menurut Huntington, serbuan imigran hispanik mengancam identitas nasional Amerika karena mereka tinggal di koloni tersendiri yang terpisah dari masyarakat umum.
Mereka membentuk enclave tersendiri dan tetap mempertahankan budaya dan bahasa mereka sendiri.
Saat ini, kata Huntington, Anda bisa hidup di Amerika, melakukan bisnis, mendirikan pabrik, membuat transaksi di bank tanpa harus bisa berbicara sepatah kata pun dalam bahasa Inggris.
Itu semua terjadi karena semua tanda, petunjuk, sinyal di Amerika sekarang sudah mempergunakan bahasa ganda, bilingual, Inggris dan Hispanik.
Dalam bukunya Who Are We: The Challenges to America’s National Identitiy, Huntington mengatakan identitas nasional Amerika berada dalam bahaya.
- Prabowo Kirim Tim Lobi ke AS untuk Negosiasi Tarif Impor Donald Trump
- Ekonom Ungkap Komoditas yang Bakal Terdampak Kebijakan Tarif Trump
- Tornado Menyapu Amerika, 55 Juta Jiwa Terancam
- Trump Berulah, Macron Desak Perusahaan Prancis Setop Berinvestasi di Amerika
- Renovasi Rumah
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'