Who Are We?
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Bangsa Indonesia, Malaysia, Singapura adalah bangsa yang bertetangga dan mempunyai rumpun yang sama, ciri-ciri negatifnya hampir sama saja.
Kritik Mochtrar Lubis mengenai ‘’Manusia Indonesia’’ (1977) tidak banyak bedanya dengan pandangan Mahathir mengenai manusia Malaysia, maupun apa yang disampaikan oleh Lee mengenai manusia Singapura.
Malaysia dan Singapura memperkenalkan kebijakan ekonomi, sosial, dan politik berdasarkan identifikasi kelemahan karakter yang dilakukan oleh Lee dan Mahathir.
Setelah mengidentifikasi kelemahan bangsa Melayu, Mahathir memperkenalkan kebijakan pro-bumiputera yang memberi perlindungan ekonomi, politik, budaya, dan agama.
Kebijakan ini dianggap diskriminatif, tetapi Maharthir bergeming. Dia memberikan privilege kepada bumiputera dalam bentuk kemudahan sarana pendidikan dan kredit murah dari bank.
Bangsa Melayu kemudian bisa memperkuat identitasnya dan memajukan dirinya melalui pendidikan.
Sekarang ini bangsa Melayu bisa berdiri sejajar vis a vis ras China dan India yang menjadi ras dominan di Malaysia.
Bangsa Malaysia juga percaya diri dalam persaingan dan percaturan ekonomi, sosial, dan politik internasional.
Dalam bukunya Who Are We: The Challenges to America’s National Identitiy, Huntington mengatakan identitas nasional Amerika berada dalam bahaya.
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia