WHO Sampaikan Data Terbaru Kasus COVID-19 Global, Sungguh Bikin Lemas
jpnn.com, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat tambahan 307.930 kasus COVID-19 di seluruh dunia pada Minggu (14/9). Angka itu merupakan rekor lonjakan harian tertinggi sejak wabah tersebut muncul.
Lonjakan terbesar terjadi di India, Amerika Serikat dan Brazil, menurut situs WHO. Kematian akibat COVID-19 bertambah 5.537 menjadi 917.417 kematian.
India mencatat 94.372 kasus baru COVID-19, yang disusul oleh AS dengan 45.523 kasus dan Brazil dengan 43.718 kasus.
AS dan India masing-masing melaporkan kematian baru COVID-19 di atas angka 1.000. Sementara Brazil mengonfirmasi 874 kematian dalam 24 jam terakhir.
Rekor kasus baru COVID-19 WHO sebelumnya berjumlah 306.857 pada 6 September. Badan PBB tersebut juga melaporkan rekor 12.430 kematian COVID-19 pada 17 April.
Pandemi corona telah mengakibatkan kontraksi pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Sektor pariwisata paling parah terkena imbas tragedi kesehatan global itu.
Sejumlah negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Tiongkok dan Jerman berpacu menemukan vaksin corona. Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa negaranya yang pertama memberikan persetujuan terhadap temuan vaksin corona namun sejumlah negara meragukan keamanan dan keampuhan vaksin yang diberni nama Sputnik V itu.
Hingga kini WHO belum mengumumkan satu pun vaksin corona yang dinilai layak digunakan sebagai penangkal COVID-19. (ant/dil/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Maaf, belum ada kabar baik dalam aporan terbaru WHO tentang jumlah kasus COVID-19 global
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Pembuat Kebijakan Perlu Memaksimalkan Keterlibatan Akademisi Dalam Perumusan Regulasi
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Jadi Ancaman Global, Aksi SIAP Lawan Dengue Diluncurkan
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- AHF Indonesia Dorong Peran Asia dalam WHO Pandemic Agreement