WHO Sebut Negara Penghasil Vaksin Mengacaukan Distribusi, Sindir China?
jpnn.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara penghasil vaksin COVID-19 untuk tidak mendistribusikan vaksin secara sepihak.
Organisasi di bawah PBB tersebut berharap negara penghasil mendonasikan vaksin ke inisiatif COVAX global guna memastikan penyebaran merata.
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan desakan tersebut saat China membahas kontrak di seluruh Afrika, Rusia mendistribusikan vaksin di Amerika Latin dan Uni Eropa mengincar pemberian vaksin untuk negara miskin. Semua itu dilakukan di luar inisiatif COVAX.
Tedros mengatakan negara-negara yang menyepakati kontrakan secara individu mengacaukan tujuan COVAX, yakni akses yang adil. Ia menambahkan inisiatif WHO bahkan dapat mengakomodasi permintaan dari negara yang "lebih memilih memberikan donasinya ke negara tertentu, lantaran mereka bertetangga atau karena mereka menjalin kemitraan."
"Apa yang bisa kami lakukan, jika itu melalui COVAX, yakni donasi dapat ditujukan ke negara-negara itu dan persediaan COVAX dapat diberikan ke negara lain," kata Tedros saat konferensi pers virtual dari Jenewa.
"Sehingga kami mampu mengimbanginya."
COVAX, yang juga didukung oleh Koalisi untuk Inovasi Persiapan Pandemi (CEPI) dan Aliansi Vaksin Gavi, akan mengirim jumlah kecil vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca dan Pfizer, bahkan saat negara-negara kaya bergegas membeli sebagian besar dosis negara Barat.
Sementara itu, diplomasi vaksin sedang intens, dengan Rusia membahas pengiriman vaksin dengan Kroasia saat pengiriman pertama vaksin Sputnik V buatannya menuju Meksiko.
WHO mengkritik negara penghasil vaksin terkait distribusi yang tidak merata, sindiran untuk China?
- 3 Kapal Perang China Berlabuh di Jakarta, Ada Apa?
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama
- Pembuat Kebijakan Perlu Memaksimalkan Keterlibatan Akademisi Dalam Perumusan Regulasi
- Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Ganda Campuran China dan Malaysia Saling Sikut
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025