Wijayanto Sebut KLB Demokrat Bentuk Hilangnya Etika Politik
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pusat Studi Media dan Demokrasi Lembaga Penelitian, Pendidikan, Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Wijayanto menyebut kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat yang mengangkat Moeldoko sebagai ketua umum merupakan bentuk hilangnya etika politik dan kemunduran demokrasi.
"KLB ini merefleksikan musnahnya etika politik di antara elite yang menggunakan praktik-praktik Machiavellian untuk meraih kekuasaan," ujar Wijayanto dalam keterangannya, Selasa (9/3).
"KLB ini juga menjadi satu penanda kemunduran demokrasi yang sangat serius."
Ia mengaku pandangan senada juga dikemukakan pada diskusi virtual yang mengangkat tema 'Dimensi Nilai Dalam Pembangunan dan Tantangan Demokrasi Indonesia'.
Diskusi tersebut diselenggarakan Institut Demokrasi dan Keadilan (IDEAL) bersama IndonesiaChannels.Com, Senin (8/3) malam.
Dalam diskusi tersebut, Wijayanto memaparkan catatan LP3ES bahwa demokrasi Indonesia merosot tajam dalam lima tahun terakhir.
Menurutnya, ada beberapa indikasi yang menunjukkan hal tersebut antara lain, dugaan kooptasi partai oposisi lewat hegemoni atau paksa.
Kemudian, fokus pembangunan pada infrastruktur dan mengabaikan HAM.
Wijayanto menyebut KLB Demokrat yang memilih Moeldoko sebagai ketua umum, bentuk hilangnya etika politik.
- Platform MDI Resmi Meluncur, Moeldoko: Jangan jadi Pemain Tanah Abang Terus
- Moeldoko: Kami Tidak Mendukung Mobil Hybrid dapat Subsidi, ya
- Tegas! Moeldoko Dukung Pemerintah Tidak Memberi Insentif Mobil Hybrid
- Simposium Internasional XVI PPI Dunia di Budapest Resmi Dibuka, Bahas Sejumlah Hal Penting
- Pesan Moeldoko untuk Percepatan Kebijakan Satu Peta
- Moeldoko Meyakini KPK Bisa Menangkap Harun Masiku dalam Waktu Dekat