Wildan Vixmo
Oleh: Dahlan Iskan
Komputer-komputer layar lebar dan rangkaian elektronik memenuhi ruang itu.
Mereka umumnya lulusan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Wildan sendiri lulusan PENS. Jurusan IT. Ia yang paling senior di tim 45 anak muda itu. Sebentar lagi ia ultah ke-36.
Begitu lulus PENS, Wildan bekerja di perusahaan telekomunikasi. Tugasnya di lapangan. Naik turun panjat tower. Pun di waktu hujan.
Kebetulan, katanya, ia juga menyenangi utak-atik hardware. Ia bukan tipe orang software yang hanya di ruang komputer. Apa pun ia tangani. Luar. Dalam. Tinggi. Rendah. Ringan. Berat. Bersih. Kotor.
Wildan pun menguasai lapangan. Khususnya di dunia per-tower-an. Ia mengenal semua tower di wilayah kerjanya. Semuanya. Detail-detailnya. Termasuk karakteristiknya.
Lalu Wildan memikirkan apa saja kelemahan di dunia tower telekomunikasi. Bagaimana mengatasinya. Sistem apa yang sebaiknya dilakukan. Agar ketika pemeliharaan tidak lagi sulit. Termasuk pemeliharaan sistemnya.
Wildan menjadi ahli tower yang berbeda. Bukan jenis yang bisa mendapat uang Rp 8 triliun dengan mudah itu –bahkan tanpa punya keahlian.