Wimar Witoelar Ajak Indonesia Rawat Keragaman
Namun apakah misalnya pertemuan yang akan dihadiri oleh sebagian mereka yang kecewa akan keadaan di Indonesia tidak malah membuat mereka menjadi semakin membenci pihak yang sekarang dianggap menang dengan cara yang tidak jujur?
"Itulah yang justru ingin saya hindari. Saya memang mengkhawatirkan adanya sikap balas dendam. Namun dalam waktu bersamaan, banyak juga orang yang bingung dan tidak mengetahui apa yang harus mereka lakukan saat ini, apakah Indonesia sedang dalam proses kehancuran," kata Wimar.
Politik positif perlu dikedepankan
Oleh karena itu Wimar Witoelar ingin menggerakkan masyarakat di Indonesia untuk mengkonsentrasikan diri kepada hal-hal positif yang dimiliki bangsa itu.
"Adanya politik identitas yang muncul lagi sekarang harus diimbangi dengan politik positif dari orang-orang biasa."
Menurut dia, apa yang terjadi di Indonesia saat ini mirip apa yang terjadi selama kampanye presiden Amerika Serikat yang akhirnya dimenangkan oleh Donald Trump.
"Kemenangan Trump di Amerika Serikat berdasarkan populisme dan politik identitas. Hanya, belum nampak arus balik di sana."
"Namun di Indonesia tidak terlalu susah, karena pada dasarnya Indoensia itu pluralis," katanya lagi.
"Semua orang yang berjasa dalam pembangunan Indonesia itu pluralis ternmasuk dari golongan Islam tentunya."
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing