Wimbledon: Berrettini Ukir Sejarah Italia, Djokovic ke Final, Ada yang Menangis

Shapovalov meninggalkan lapangan dengan berurai air mata, tetapi ia telah memperlihatkan kemampuannya yang menandakan ia siap menantang turnamen-turnamen besar di dunia tenis.
"Saya tidak merasa skor itu cukup mencerminkan performa atau pertandingan ini," kata Djokovic seperti dikutip AFP. "Dia (Shapovalov) melakukan serve untuk set pertama dan mungkin pemain yang lebih baik," katanya.
"Saya akan memberinya tepuk tangan meriah untuk semuanya yang telah dia lakukan hari ini dan juga dua pekan ini. Kami akan sering melihat dia di masa depan, dia adalah pemain luar biasa," imbuh Djokovic.
Apabila meraih titel di Wimbledon, Djokovic tinggal butuh kemenangan di US Open untuk menjadi petenis ketiga dalam sejarah, dan pertama sejak 1969, yang melengkapi kalender Grand Slam.
Djokovic juga memiliki peluang melengkapi Golden Slam apabila ia menang di Olimpiade nanti.
"Saya mencoba memaksimalkan kemampuan saya di setiap pertandingan dan melihat apa yang terjadi," kata Djokovic.
"Di tahap karier saya sekarang, Grand Slam adalah segalanya dan saya merasa sangat terhormat membuat sejarah di olahraga yang sangat saya cintai ini," katanya. (reuters/antara/jpnn)
Final Wimbledon 2021 mempertemukan Novak Djokovic versus Matteo Berrettini, Serbia vs Italia.
Redaktur & Reporter : Adek
- Australian Open 2025: Djokovic Cuma Kuat 1 Set, Zverev ke Final
- Live Streaming Semifinal Australian Open 2025 Djokovic Vs Zverev
- Kejutan Besar Terjadi di Semifinal Australian Open 2025
- Australian Open 2025: Setelah 217 Menit, Novak Djokovic Mengalahkan Carlos Alcaraz
- Australian Open 2025: Paula Badosa jadi Wanita Pertama Tembus Semifinal
- Inilah Kontestan Perempat Final Australian Open 2025, Sore Nanti Djokovic Vs Alcaraz