Wiranto Beber Alasan di Balik Wacana Penggunaan UU Antiterorisme untuk Pelaku Hoaks
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengaku tidak ingin Indonesia hancur gara-gara hoaks alias kabar bohong. Dari situlah mantan Panglima ABRI itu menggulirkan wacana tentang penggunaan Undang-undang Antiterorisme untuk menjerat para pembuat dan penyebar hoaks.
"Kalau kemarin saya katakan, hoaks saya anggap teror, saya hadapi dengan undang undang terorisme, ribut. Namun, itu karena kecintaan saya pada negeri ini," kata Wiranto saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kewaspadaan Nasional dalam rangka penyelenggaraan Pemilu 2019 di Jakarta Pusat, Rabu (27/3).
Menteri pertahanan era pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid itu menambahkan, Indonesia harus melalui jalan panjang agar menjadi negara merdeka dan berdaulat. Banyak rakyat berkorban demi kemerdekaan Indonesia.
Baca juga:
Pak Wiranto Tegaskan Presiden Jokowi Bukan Dewa Penentang Azan
Respons Kiai Ma'ruf soal Prabowo Manfaatkan Jeda saat Azan untuk Minum Kopi
Sebab itu, Wiranto akan melawan hoaks yang berpotensi mengganggu persatuan bangsa. "Saya cinta negara ini dan sayang negeri ini, sudah dijajah 350 tahun," ungkap dia.
Dalam kesempatan yang sama, Wiranto juga berbicara tentang alasan pemerintah membubarkan sebuah organisasi massa (ormas). Dia mengaku tidak ingin ormas tertentu merongrong Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Menko Polhukam Wiranto mengaku tidak ingin Indonesia hancur gara-gara hoaks alias kabar bohong. Karena itu dia mewacanakan pembuat dan penyebar hoaks dijerat UU Antiterorisme.
- Ajudan Pastikan Rekaman Suara Mirip Jokowi Hoaks
- Bawaslu Minta Setop Penyebaran Hoaks dan Ujaran Kebencian Terkait Pilkada Serentak
- Pilkada 2024 Telah Usai, Ketua LUIS Ingatkan Umat Muslim Jangan Terprovokasi Hoaks
- Kemendes PDT Pastikan Info Rekrutmen Pendamping Lokal Desa 2024-2025 Hoaks
- Anggap Pernyataan Budi Arie Hoaks, Tim Pemenangan Pram-Doel Layangkan Somasi
- Jubir Pramono-Rano Pastikan Pernyataan Menkop Budi Arie Hoaks