Wisuda Akhir Tahun, Skripsi soal Retribusi PAD Bekasi
Minggu, 03 Maret 2013 – 06:09 WIB
Wahyudin merupakan sosok yang dapat menginspirasi bagi keluarga tidak mampu lain. Meski dengan berbagai keterbatasan biaya, karena motivasi belajar yang sangat tinggi, membawanya giat dan tekun bekerja. Meskipun hanya menjadi seorang pemulung yang memungut sampah dari rumah-ke rumah warga di sekitar tempat tinggalnya.
Baca Juga:
Ketika Radar Bekasi (Grup JPNN) menyambangi kediamannya, Wahyudin menceritakan perjuangannya untuk bisa menempuh ilmu sampai jenjang perguruan tinggi.
"Profesi (memulung) ini sudah 10 tahun aku jalani dikarenakan tuntutan ekonomi dan kehidupan keluargaku,” urai anak sulung dari tiga bersaudara ini.
Ya, Wahyudin memaklumi, karena ayahnya hanya seorang tukang ojek dan kuli serabutan. Ditambah lagi, ayahnya adalah penganut poligami.
HIDUP memulung barang bekas lalu dijual untuk biaya hidup tidak membuat Wahyudin rendah diri. Dia bahkan tidak segani-segan mengaku hidupnya memang
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara