Witan Sulaeman Gabung Lechia Gdansk, Nasibnya Seperti Egy Maulana Vikri?
jpnn.com, GDANSK - Witan Sulaeman resmi diperkenalkan oleh Lechia Gdansk sebagai pemain anyarnya. Melihat nasib pendahulunya, Egy Maulana Vikri, bagaimana nasib Witan ke depan bersama klub asal Polandia itu?
Mafhum bahwa kehadiran Egy di Lechia Gdansk tak lebih dari sekadar penghias bangku cadangan. Melihat pengalaman, usia, dan performa Witan di Tim Nasional yang tak berbeda jauh dengan Egy, nasib Witan diprediksi bakal sebelas-dua belas dengan seniornya.
"Saya melihat, sayang Witan ke Lechia Gdansk karena pemain yang kebih senior, lebih pengalaman dari dia saja nggak kepakai, apalagi dia ya, persaingannya berat di sana," ujar salah satu pelatih senior yang meminta namanya tak disebut, Kamis (2/9).
Sebelumnya, Witan memang pernah bermain di klub Serbia, FK Radnik Surdulica. Nasibnya tak beda jauh dengan Egy, sampai akhirnya dia dibuang dan tak masuk dalam tim utama Radnik yang didaftarkan untuk kompetisi musim 2021/2022.
"Kalau di Eropa, kompetisi yang negerinya kurang populer dan jarang dimainkan, lebih baik main di Asia karena kansnya untuk meningkatkan level permainan terbuka," ucap pelatih tersebut.
Sebagai perbandingan, Egy selama tiga musim di Lechia, hanya bermain sebelas kali. Dia lebih banyak main di kompetisi pemain usia muda klub dan juga tim cadangan.
Kini Egy bergeser ke Slovakia bergabung dengan FK Senica selama enam bulan.(dkk/jpnn)
Witan Sulaeman bergabung ke eks klub Egy Maulana Vikri, Lechia Gdansk, di Polandia
Redaktur : Dhiya Muhammad El-Labib
Reporter : Muhammad Amjad
- MilkLife Soccer Challenge All-Stars: Perkasa di Setiap Laga, Tim All-Stars Kudus Raih Gelar Juara
- Dipecat PSSI Jadi Pelatih, Shin Tae-yong Muncul di Film Ghost Soccer: Bola Mati
- Amartha Dukung Piala Soeratin U-13 2024 Sulbar, Kolaborasi untuk Masa Depan Sepak Bola Indonesia
- Sambut Kedatangan Kluivert, Sultan Optimistis Timnas Indonesia Makin Gemilang
- STY Dipecat PSSI, Legislator Pencinta Sepak Bola: Ibarat Petir Pas Siang Hari Cerah
- Film Elang Menyibak Tabir Gelap di Balik Sepak Bola Indonesia