Wiwiek Anggraini, Perempuan Relawan Pemadam Karhutla di Riau, Semangat meski Sesak Napas
Menurut Wiwiek, ada sepuluh relawan dari Rumah Zakat yang turun memadamkan api setiap hari. Dia perempuan satu-satunya.
Meskipun harus berjibaku dengan api dan terpaan asap, Wiwiek tidak jera. Dia justru merasa banyak hikmah yang dapat dipetik. Termasuk menambah relasi dan pengalaman. Dia mengajak para anak muda bersama-sama peduli terhadap karhutla.
"Saya sempat membuat status di media sosial. Ada dokumentasi aksi kami sebelumnya. Isinya mengajak teman-teman ikut turun memadamkan api di lokasi. Akhirnya ada beberapa teman yang mau ikut," terang Wiwiek. (soleh saputra/JPG/c9/pri)
(Sejumlah sosok ini diangkat pada Edisi Khusus Jawa Pos-Induk JPNN. Mereka adalah para pemuda-pemuda yang tidak menangis dalam kondisi runyam yang menerjang diri, lingkungan atau bangsanya.
Dengan tekad baja, mereka bergerak untuk mengubah kondisi eksternal yang yang tidak menguntungkan.
Merekalah penantang krisis. Persona yang dengan sigap menyerap stamina dan antusiasme sebesar pendahulu mereka, peserta Kongres Pemuda II di Gedung Indonesische Clubgebouw, Jalan Kramat Raya 106, Jakarta, 26-28 Oktober 1928.)
WIWIEK Anggraeni tak tinggal diam ketika kondisi udara di Pekanbaru dan sekitarnya sudah masuk kategori berbahaya akibat kebakaran hutan dan lahan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala