Wiwiek Sipala, Dosen IKJ yang Mengajar Tari untuk Terapi Murid Berkebutuhan Khusus
Bangga Bila Siswa Jadi Percaya Diri dan Mandiri
jpnn.com - Seni tari umumnya hanya sampai dipentaskan di panggung pertunjukan. Tetapi, Wiwiek Sipala memperlebar penerapan seni tari untuk terapi anak-anak atau mahasiswa berkebutuhan khusus. Seperti apa?
Laporan M. Hilmi Setiawan, Bogor
HALAMAN belakang rumah Wiwiek Sipala di Villa Duta, Baranangsiang, Kota Bogor, terasa sejuk sore itu. Aneka tanaman tumbuh rimbun. Di halaman belakang itulah perempuan dengan nama lahir Wa Ode Siti Marwiyah Sipala tersebut sering menghabiskan waktu untuk berlatih tari.
Saat Jawa Pos berkunjung Sabtu (6/6), misalnya, Wiwiek juga sedang berlatih tari di halaman belakang rumahnya. Dia sedang intensif mempersiapkan pertunjukan tari spesialnya Oktober nanti. Pertunjukan tari yang sedang disiapkan itu berjudul Pilihan Maipa Deapati.
’’Seperti apa tari itu, rahasia dong,’’ ujar dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ) tersebut, lantas tersenyum.
Selain aktif sebagai dosen, Wiwiek mengurus sebuah klinik untuk anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) di Bogor. Siswa yang terdaftar di kliniknya saat ini sekitar 30 orang. Dia bekerja bersama saudaranya, Wa Ode Siti Mulia Sipala.
Perempuan kelahiran Raha Muna, Sulawesi Tenggara, 19 Februari 1953, itu menuturkan, seni tari bisa dipakai untuk terapi ABK. Koordinasi antara mendengar irama dan gerak tubuh dalam tari membantu para siswa ABK untuk mandiri dan percaya diri.
Sejauh ini, dia sering menjumpai ABK dengan berbagai kondisi. Ada yang hiperaktif, ekstrovert, low vision, hingga bisu-tuli. Dengan terapi tari, Wiwiek membantu mental anak-anak itu agar bisa mandiri dan berkembang. ’’Mereka mengambil gelas untuk minum saja terkadang susahnya minta ampun,’’ katanya.
Seni tari umumnya hanya sampai dipentaskan di panggung pertunjukan. Tetapi, Wiwiek Sipala memperlebar penerapan seni tari untuk terapi anak-anak
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara