Wiwiek Sipala, Dosen IKJ yang Mengajar Tari untuk Terapi Murid Berkebutuhan Khusus

Bangga Bila Siswa Jadi Percaya Diri dan Mandiri

Wiwiek Sipala, Dosen IKJ yang Mengajar Tari untuk Terapi Murid Berkebutuhan Khusus
Wiwiek Sipala memeragakan beberapa gerakan tari untuk terapi murid berkebutuhan khusus di rumahnya di kawasan Baranangsiang, Kota Bogor, Sabtu pekan lalu (6/6). Foto: Hilmi Setiawan/Jawa Pos

Klinik Wiwiek itu bermula dari aktivitas keponakannya, Astati Ali, yang merupakan guru anak-anak berkebutuhan khusus di Bandung. Hampir setiap akhir pekan Astati yang menjadi guru di sekolah luar biasa (LSB) di Bandung datang ke kontrakan Wiwiek di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Nah, suatu ketika, Wiwiek membaca beberapa buku pendidikan ABK milik Astati. Dia sempat kaget ketika menemukan materi gerak dan irama dalam buku panduan pendidikan ABK itu.

’’Lha gerak dan irama itu kan dasar-dasar belajar tari. Ini kenapa kok ada di buku pendidikan anak berkebutuhan khusus?’’ ujar lulusan S-2 kajian seni pertunjukan dan seni rupa UGM tersebut.

Dari situlah ketertarikan Wiwiek untuk memperdalam kaitan tari dengan pembelajaran ABK muncul. Setelah keponakannya yang rutin datang ke Jakarta, kini ganti Wiwiek yang sering ke Bandung. Dia mencuri-curi waktu untuk ikut mengajar para siswa ABK di sekolah Astati. Dia menunjukkan beberapa gerakan tari kepada anak-anak itu.

’’Contohnya, gerakan tari burung. Gerakannya sederhana. Yang penting anak-anak itu mengerti,’’ katanya.

Kemudian, beberapa anak terlihat antusias. Wiwiek pun jadi kecanduan untuk mengajar anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. Namun, ibu Mariski Nur Adnin itu perlu melakukan riset atau mengeksplorasi kondisi ABK sebelum mengajak mereka menari. Dia harus bisa menggali dengan benar kesukaan mereka.

’’Jika mereka suka burung, pasti tidak akan susah untuk diajak menari burung,’’ tandas suami Sukma Prawira Negara tersebut.

Ketekunannya melatih ABK itu mengantarkan Wiwiek mendapat beasiswa studi lanjutan di Dance Department New York University (NYU). Beasiswa itu diberikan ASEAN Culture Council. Wiwiek juga tercatat pernah mengikuti studi seni tari tradisional Jepang di Michiyo Dance School (1985) serta Canadian Dance School, Vancouver, Kanada (1986). Dia juga pernah belajar tari tradisional Thailand di Chulalongkorn University dan Chiang Mai Dance School (1990–1991).

’’Di Amerika, saya mendapat ilmu baru tentang tari untuk anak-anak berkebutuhan khusus,’’ ujarnya.

Seni tari umumnya hanya sampai dipentaskan di panggung pertunjukan. Tetapi, Wiwiek Sipala memperlebar penerapan seni tari untuk terapi anak-anak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News