Wiwik Sumbawati, Sosok Pahlawan bagi Warga Lereng Tambora
Sementara dua kamar yang mengapit tempat praktik tersebut merupakan kamar yang memang sudah disediakan Anto untuk tamu-tamunya. Lombok Post pun menginap di salah satu kamar tersebut.
Setelah Salat Magrib, Lombok Post berbincang dengan beberapa pasien Bidan Wiwik yang sekarang sudah menjadi Koordinator Bidan di Kecamatan Pekat. Beberapa pasien tentu mau diajak ngobrol, hitung-hitung mengurangi rasa lama di bangku antre.
Salah satu warga yang berobat itu bernama Supardin. Ia mengatakan dari dulu sampai sekarang hanya Wiwik yang dipercaya untuk menyembuhkan sakitnya.
“Tidak bisa digantikan. Soalnya beda cara nyuntiknya,” kata Supardin sembari memperagakan cara memasukkan jarum ke tubuh manusia.
Tentu cara menyuntik semua tenaga medis di dunia ini sama. Tidak ada yang berbeda. Akan tetapi apa yang dikatakan Supardin merupakan sugesti yang ia bangun sendiri. Penyebabnya kepercayaan tadi.
“Soalnya saya selalu mengajak mereka bercanda. Jadi mereka merasa nyaman berobat ke saya,” kata Wiwik mengomentari kata Supadin.
Selain asyik, faktor jam terbang juga menjadi alasan warga desa Kadindi untuk menanam kepercayaan padanya. Meski kini ia sudah tugas di kota kecamatan. Salah seorang pasien lainnya mengatakan, ia akan menunggu Bidan Wiwik, kapan pun ia ada di rumahnya. Selalu seperti itu.
Di bulan Ramadan, setelah berbuka, hampir setiap malam ia kedatangan pasien. “Biasa, penyakit karena perubahan pola makan. Biasanya mual dan muntah,” kata Wiwik.
Wiwik Sumbawati merupakan tulang punggung bagi kesehatan warga Desa Kadindi, Pekat, di kaki Gunung Tambora.
- Pendaftaran PPPK 2024: Di Sini, Ibu-ibu Usia di Atas 30 jadi Prioritas
- Masalah PPPK Ini Harus Cepat Diselesaikan, Terdeteksi Ada Kerancuan Aturan
- Tak Dilantik jadi PPPK, Bidan Desa Mengadu ke Sekda Muba
- Bayi Tiga Hari Meninggal Diduga setelah Disuntik Bidan, Orang Tua Lapor Polisi
- Kasus Pengoplosan Elpiji Bersubsidi Ini Menyeret seorang Bidan Desa
- Kabar Gembira! Puskemas Praya Layani USG Gratis