WN Indonesia Sengaja Pilih Sekolah Kejuruan demi Tinggal di Australia
Di sekolah kejuruan, atau TAFE, jadwal kuliah sudah ditetapkan sejak awal, bahkan menurutnya, dari semester satu hingga lulus sudah tahu hari dan jam berapa ia harus masuk kuliah.
Rina mengatakan tempat kerjanya bahkan memiliki sistem pembayaran gaji khusus, bagi siswa yang bekerja lebih dari 20 jam per minggu.
Pelajar internasional di Australia, selain pasca sarjana, diperbolehkan bekerja di Australia, asal tidak melebihi 20 jam per minggu.
"Supaya tidak ketahuan [pemerintah], gaji 20 jam harus ditransfer dan menggunakan pajak. Sisanya diberikan tunai."
Pengajuan visa sekolah kejuruan meningkat
Photo: Ada 18 ribu visa pelajar yang dibatalkan oleh Pemerintah Australia, karena sejumlah alasan, termasuk melanggar peraturan jam kerja. (ABC News)
Kepada ABC Indonesia, Kementerian Dalam Negeri Australia mengatakan jumlah visa pelajar asal Indonesia di Australia yang dibatalkan meningkat.
Di tahun 2019, jumlah visa pelajar Indonesia yang dibatalkan bertambah menjadi 470 dibandingkan tahun sebelumnya, yang berjumlah 344.
Indonesia berada di urutan ke-10 negara dengan pembatalan visa pelajar Australia terbanyak di tahun 2019, naik satu peringkat dari tahun 2018.
Rina, yang keberatan nama lengkapnya ditulis, pernah kuliah di RMIT, salah satu universitas ternama di Melbourne
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata