WN Indonesia Sengaja Pilih Sekolah Kejuruan demi Tinggal di Australia

Statistik dari Kementerian Dalam Negeri Australia tahun 2019 menunjukkan pengajuan visa pelajar di bidang 'Vocational Education and Training', atau VET, menjadi yang terbesar di tahun 2019.
"Kenaikkan pengajuan visa pelajar sebesar 14,5 persen terhitung 1 Juli 2018 sampai 30 Juni 2019, didorong peningkatan pendaftar di bidang VET sebanyak 22,3 persen dibandingkan tahun lalu."
Pemegang visa pelajar asal Indonesia yang mendaftar di sekolah kejuruan meningkat sebanyak 19,4 persen, hingga akhir Juni lalu.
Sebagai perbandingan, ABC Indonesia juga telah mewawancarai tiga perwakilan universitas Australia di Jakarta.
Ketiga institusi ini membantu pengajuan visa untuk belajar di perguruan tinggi di Australia atau bidang 'higher education', yang juga banyak diminati pelajar asal Indonesia.
Tidak seperti sekolah kejuruan, mereka mengatakan pelajar ke perguruan tinggi, seperti universitas, tidak pernah mengalami penolakan saat mengajukan visa.
Alasannya karena mereka melalui "proses yang ketat", seperti persyaratan nilai yang tinggi dan kemampuan finansial.
Jadi 'gerbang' untuk menetap di Australia
Banyaknya visa pelajar di sekolah kejuruan di Australia yang ditolak juga diakui oleh Budi, seorang agen dan konsultan pendidikan 'Australia Indonesia Centre' di Sydney.
Rina, yang keberatan nama lengkapnya ditulis, pernah kuliah di RMIT, salah satu universitas ternama di Melbourne
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo