WNA di Batam Diperas Polisi, Polda Kepri Perlu Dikoreksi
Sabtu, 01 Juni 2013 – 08:08 WIB

WNA di Batam Diperas Polisi, Polda Kepri Perlu Dikoreksi
JAKARTA - Kriminolog dari Universitas Indonesia Mulyana W Kusumah mengapresiasi langkah cekatan Polresta Barelang yang telah menangkap empat anggota Polri pelaku penculikan dan pemerasan terhadap dua Warga Negara (WN) Malaysia itu. Meski demikian, langkah tegas harus diberlakukan pada keempat polisi yang bertugas di wilayah Polda Kepri itu. Tak hanya itu, Mulyana juga menyarankan polisi tak percaya begitu saja pada pengakuan korban. Sebab, wilayah Kepri memang rawan dengan kasus human trafficking.
“Langkah responsif Polresta Barelang yang secara cepat bergerak menindaklanjuti laporan penganiayaan dan pemerasan terhadap WN Malaysia haras diapresiasi. Tapi Polda Kepri juga harus segera bertindak keempat pelakunya adalah anggota Polri yang masih aktif,” kata Mulyana kepada JPNN, Jumat (31/5).
Baca Juga:
Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu mengakui, kasus itu memang telah mencoreng citra korps polisi, termasuk di dunia internasional. Meski demikian Mulyana juga meminta jajaran Polda Kepri melakukan koreksi internal. “Selain langkah administratif dan hukum, tentu perlu juga dilakukan koreksi ke dalam Polda Kepri,” cetusnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Kriminolog dari Universitas Indonesia Mulyana W Kusumah mengapresiasi langkah cekatan Polresta Barelang yang telah menangkap empat
BERITA TERKAIT
- Ekspor Minyak Jelantah Disetop, Pengepul Minta Solusi Permendag 2/2025 ke Kemendag
- Info BKN: Sebegini Formasi PPPK untuk Honorer di Seleksi Tahap 2
- Pengiriman 70 Ribu Batang Rokok Ilegal Digagalkan, Begini Modus Pelaku Mengelabui Petugas
- IKASTARA Legal Gelar Launching dan Seminar Hukum
- Meiline Tenardi: Cap Go Meh 2025 Menghidupkan Nilai Budaya & Harmoni Keberagaman
- Ormas Islam Desak Pemerintah Mengkaji Rangkap Jabatan Profesor Nasaruddin Jadi Menag dan Imam Besar Istiqlal