WNI Alami Kekerasan di Melbourne, Apa Bantuan Yang Bisa Diharapkan Dari Polisi?
Bantuan penerjemah gratis untuk urusan hukum dan pengadilan
Tindakan kriminal seperti yang dialami Titis bisa tidak dibawa ke pengadilan bila korban tidak ingin menuntut.
Jamak terjadi korban tindak kekerasan memilih mencabut tuntutan atau bahkan tidak melaporkan kasusnya karena tidak ingin direpotkan berurusan dengan polisi atau harus bolak-balik pengadilan yang konsekwensinya tidak bisa bekerja.
Tidak sedikit juga korban tindak kekerasan yang menghindari urusan hukum karena kendala bahasa, merasa tidak lancar berbahasa Inggris.
Photo: Foto yang diambil Titis Pratiwi sesaat setelah dirinya dipukul oleh seorang remaja perempuan di Stasiun Footscray, Senin 10 Mei 2019.
Titis mengetahui ini karena dia adalah penerjemah resmi yang sering dipanggil ke pengadilan untuk membantu orang Indonesia yang membutuhkan bantuan penerjemah.
Di Australia untuk menjadi penerjemah profesional harus mendapat akreditasi dari National Accreditation Authority for Translators and Interpreters (NAATI).
Titis bergabung dengan Translators and Interpreters Australia (TIA), sebuah agen tenaga penerjemah dan juru bahasa yang berada di bawah payung Professionals Australia.
"Di TIA ada banyak kelompok bahasa. Di Victoria, ada 10 orang juru bahasa Indonesia termasuk saya yang membantu orang Indonesia yang membutuhkan jasa penerjemahan seperti di pengadilan. Ada dana dari pemerintah negara bagian yang dikucurkan untuk agen, kami dibayar oleh agen," kata Titis.
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025