WNI Di Turki Tolak Kunker DPR
Senin, 10 September 2012 – 09:10 WIB
Labib menuturkan, mereka sempat dijadwalkan oleh pihak kedutaan untuk berdialog dengan anggota DPR yang datang ke Turki pada 6 September pukul 19.00. Tetapi, setelah dikonfirmasi kembali, rencana pertemuan itu diubah kedutaan menjadi 7 September. "Melihat sikap rombongan yang tidak tegas serta mencla-mencle, kami putuskan mengundang mereka dalam acara yang kami adakan sendiri pada 7 September pukul 16.00 di gedung Bab-i Alem, International Student Association, Fatih, Istanbul," kata mahasiswa Pascasarjana Studi Islam Universitas Konya, Turki, itu.
Tapi, para mahasiswa dan elemen masyarakat Indonesia yang berdomisili di Istanbul merasa kecewa. "Setelah menunggu sekitar satu jam, para anggota dewan tidak ada yang menunjukkan iktikat baik untuk datang. Meski begitu, acara tetap kami lanjutkan," ujar Labib.
Dimulai dengan diskusi mengenai substansi kunjungan kerja ke Turki, acara dilanjutkan dengan parodi pelajaran menggambar dan mewarnai. "Saudara Andika Rahman berperan seperti seorang guru yang sedang mengajar murid-murinya di kelas 2 SD. Dia mengajarkan cara menggambar sebuah logo palang dan diteruskan dengan pelajaran mewarnai warna merah," sindir Labib.
Baleg sendiri beralasan kunjungan ke dua negara tersebut diperlukan karena masih terjadi perdebatan bernuansa "aliran" mengenai lambang yang akan digunakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI). Ada yang mengusulkan tetap palang merah. Ada juga yang meminta bulan sabit merah.
JAKARTA - Keberangkatan rombongan anggota DPR ke Turki terkait pembahasan RUU Palang Merah Indonesia (PMI) mendapat penolakan dari warga Indonesia
BERITA TERKAIT
- Demo Honorer Hari Ini: PPPK Penuh Waktu Harga Mati!
- Dukung Pariwisata, Bea Cukai Bitung Fasilitasi Kedatangan Kapal Pesiar MS Noordam
- KPK Cecar Plt Dirjen Imigrasi soal Tim yang Bentuk Yasonna Terkait Harun Masiku
- Harga Gabah Anjlok di Yogyakarta, Titiek Soeharto Semprot Bulog
- Kementerian BUMN & Indonesia Re Group Selenggarakan Rangkaian Perayaan Natal
- Survei 100 Hari Kinerja Prabowo-Gibran, CISA: Publik Cukup Puas, Ada Catatan