WNI Keturunan Tionghoa di Australia: Identitas Kerap Dipertanyakan, Tetap Merasa Bangga

WNI Keturunan Tionghoa di Australia: Identitas Kerap Dipertanyakan, Tetap Merasa Bangga
Virgondo dan keluarganya yang maasih bangga dan mengapresiasi perubahan di Indonesia setelah Orde Baru, terutama di era Gus Dur. (Koleksi pribadi)

Sebaliknya, Virgondo justru memutuskan meninggalkan semua identitas dan budaya China, termasuk mengubah namanya, karena "ada trauma pada keluarganya."

"Ayah saya [saat itu] ingin mengubur identitas kami supaya tidak terlalu mencolok dan mengundang bahaya. Sebagai minoritas, ya harus berbaur saja."

"Budaya yang terputus ini sebenarnya saya sesali, tapi saya juga mengerti pertimbangan orangtua saya, mereka ingin keluarganya aman," tutur Virgondo.

Perbedaan kiblat dan selera budaya

WNI Keturunan Tionghoa di Australia: Identitas Kerap Dipertanyakan, Tetap Merasa Bangga Photo: Klenteng Boen Tek Bio adalah salah satu klenteng yang berada di Tangerang, menunjukkan sejarah Indonesia yang tak lepas dari etnis Tionghoa. (Flickr: Johanes Randy Prakoso, CC)

 

Professor Ariel Heryanto dari Monash University, Melbourne, Australia mengatakan, tidak ada identitas Tionghoa Indonesia di luar negeri yang benar-benar berbeda.

Meski dalam penelitiannya Professor Ariel mengelompokkan identitas etnis Tionghoa Indonesia Jawa ke dalam lima kelompok, menurutnya masing-masing kelompok tidak memiliki batas-batas yang jelas.

Identitas Tionghoa Indonesia di luar negeri juga mencakup ragam lima kelompok tadi, walau dengan kombinasi yang bervariasi.

"Yang membedakan mereka adalah kiblat dan selera budaya. Perbedaan ini tidak mutlak atau permanen. Banyak tumpang-tindih di wilayah perbatasan yang membedakan mereka," jelasnya kepada ABC.

Banyak warga Indonesia keturunan China di Australia tetap merasa bagian dari Indonesia, meski kadang mereka dipertanyakan identitasnya sebagai orang Indonesia karena tampilan fisik mereka

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News