WNI Keturunan Tionghoa di Australia: Identitas Kerap Dipertanyakan, Tetap Merasa Bangga

"Setiap kelompok bisa mempunyai lebih dari satu corak budaya, tetapi masing-masing punya satu corak yang paling dominan," tambahnya.
Merayakan Imlek Dengan Sederhana

Sejumlah warga Indonesia yang merayakan Tahun Baru Imlek di Australia tetap melakukan ritual dan tradisi, meski jauh dari keluarga besar.
Tetapi dengan mengutip ilmuwan Ben Anderson dengan teorinya 'Imagined Community', Professor Ariel juga mengingatkan semua kelompok masyarakat pada dasarnya adalah fiksi, hanya ada dalam angan-angan anggota kelompok itu sendiri, dan kelompok lain yang peduli.
"Ini fiksi atau angan-angan yang powerful [kuat]. Ia bisa menggerakkan orang. Gerakan dan hasil tingkah-laku mereka itu konkret," jelasnya.
"Ada sosok fisiknya, bisa difoto atau direkam. Jadi gagasan identitas Tionghoa yang fiksi itu punya sosok atau wujud fakta empirik. Tapi fakta yang empirik itu bukan identitas sosial."
Ikuti berita-berita lainnya dari ABC Indonesia.
Banyak warga Indonesia keturunan China di Australia tetap merasa bagian dari Indonesia, meski kadang mereka dipertanyakan identitasnya sebagai orang Indonesia karena tampilan fisik mereka
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'
- Dunia Hari Ini: Barang-barang dari Indonesia ke AS akan Dikenakan Tarif 32 Persen