Womenpreneur Salah Satu Kunci Hadapi MEA

Kendala lain sulitnya adalah menembus pasar. Mereka sudah mampu menciptakan produk bernilai ekonomi, namun bingung kemana produk akan dipasarkan. ''Minimnya informasi tentang target pasar dan buruknya infrastruktur mempersulit penjualan produk dari satu daerah ke daerah lain,'' katanya.
Padahal, untuk membangun jiwa kewirausahaan di pedesaan sebenarnya bisa melalui komunitas. Pertimbangannya ikatan kekerabatan (keguyuban) masyarakat di pedasaan masih kuat. Perlu dibangun cluster-cluster pengembangan ekonomi sesuai karakteristik daerah masing-masing.
Misalnya, di Palembang perlu dibangun cluster ekonomi kain songket dengan perempuan sebagai tulang punggungnya. Hal yang sama bisa dilakukan di Pakelongan untuk cluster ekonomi produk-produk berbasis batik.
Lalu agar hasilnya maksimal, kata William, program tersebut harus bersifat lintas sektoral.
''Kita memiliki beberapa kementerian dan lembaga yang harusnya bisa mengemas program pemberdayaan perempuan yang mumpuni. Kementerian Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan Badan Ekonomi Kreatif harus satu irama untuk memberdayakan perempuan,'' pintanya. (jos/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen Sebagai Energi Alternatif Masa Depan
- Estpos Hadir di Pontianak, UMKM Kalbar Siap Masuk Era Digital