Wonderful Indonesia Kembali Garap Great China
Jumat, 13 Mei 2016 – 15:20 WIB
"Tidak ada beban pikiran di depan, tidak perlu antre mengurus, tidak buang waktu. Malaysia lebih dari 150 negara, Singapura juga lebih dari 150 negara. Kita hanya 15, sepuluh persennya," kata Arief Yahya.
Dia mengibaratkan seperti orang membeli starterpack kartu perdana, yang dibuat murah, bahkan saat promo bisa gratis. Bisnisnya ada di pulsa, bukan di pembelian kartu perdana.
"Kalau kartu perdana dibuat tarif mahal, jumlah pelanggan tidak akan sebanyak sekarang. Sama dengan visa, biaya visa hanya USD 35 dolar, sedangkan rata-rata wisman membelanjakan uangnya USD 1.200. Jangan mengejar USD 35 tapi kehilangan peluang USD 1.200," kata Arief Yahya. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- PAM Jaya Kejar Cakupan Air Minum 100 Persen di Jakarta, Ini Strateginya
- Biaya Haji 2025 Turun, Prabowo Disebut Belum Puas
- BePro Jateng Apresiasi Presiden Prabowo Perihal Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
- Hadiri Rakorda Perempuan Tani HKTI Jatim, Begini Pesan Dian Novita Susanto
- Senator Filep Merespons Problematika Dosen Soal Tunjangan Kinerja Hingga Beban Administrasi
- Pemerintah Menyiapkan Rumah Murah untuk Tukang Bakso