World Bank Mendukung Transisi Energi di Indonesia
Kesepakatan itu mencakup bantuan untuk mitigasi perubahan iklim dengan memberikan dukungan pada aspek pendanaan, teknologi, dan peningkatan kapasitas pada negara berkembang.
Meski demikian, kondisi global sekarang sedang tidak baik-baik saja, sehingga realisasi komitmen tersebut akan terkendala.
“Itu saya kira forum yang tepat untuk menagih janji negara maju dan World Bank, hanya masalahnya saat ini sedang krisis global. Bahkan negara maju pertumbuhan ekonominya sangat rendah, sehingga barangkali akan sulit juga kalau harus mengeluarkan dana untuk itu. Yang bisa dilakukan hanya itu. Harus realistis juga karena sekarang masih krisis global," tandasnya.
Meski demikian, Fahmy menilai Indonesia harus mampu memanfaatkan momentum Presidensi G-20 dan Keketuaan ASEAN 2023 untuk meneguhkan komitmen Paris Agreement.
Indonesia bisa menggalang suara dari negara ASEAN dan negara berkembang lain seperti Brasil untuk bersama menyuarakan mitigasi perubahan iklim.
"Saya kira bisa juga seperti itu atau menguatkan komitmen agar mereka merealisasikan. sebab tanpa bantuan dari negara maju dan World Bank saya kira mustahil negara berkembang, termasuk Indonesia untuk mewujudkan transisi energi," pungkasnya.
Harus Dikejar
Sedangkan Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan harus terus dikejar realisasinya.
World Bank menyatakan siap mendukung langkah transisi energi di Indonesia guna mengurangi emisi karbon antara lain melalui pembangunan energi baru terbarukan.
- Kolaborasi Regional Kunci Percepatan Transisi Energi di Asia Tenggara
- Pertemuan Hangat Menko Airlangga dan Sekjen OECD Mathias Cormann, Ini yang Dibahas
- Pemerintah Kejar Pembangunan KEK & PSN dengan Manfaatkan Investasi Hasil Kunker Prabowo
- Menenun Asa di Langit Biru: Merajut Masa Depan dengan Udara Bersih
- 4 Khasiat Air Rebusan Daun Seledri Campur Madu yang Luar Biasa
- Menko Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Arizona State University, Ini Tujuannya