World Bank Ungkap Skenario Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Ngeri-Ngeri Sedap
jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Utama World Bank untuk Indonesia dan Timor-Leste Habib Rab mengungkapkan dua skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023.
World Bank membeberkan dalam skenario perlambatan ekonomi global Indonesia berpeluang tumbuh melambat dengan angka 4,6 persen pada 2022 dan hanya 4,7 persen pada 2023.
"Lingkungan ekonomi global dapat menciptakan tekanan ke bawah dalam proyeksi tersebut," ujar Habib dalam acara Peluncuran Laporan "Indonesia Economic Prospects June 2022", Rabu (22/6).
Menurutnya, penurunan pertumbuhan ekonomi global secara luas dapat menyebabkan penurunan permintaan ekspor komoditas, memicu pengurangan produksi, dan harga yang lebih tinggi.
Hal itu, kata Habib, dapat memaksa realokasi fiskal dari pembelanjaan yang mendukung pertumbuhan ekonomi kepada subsidi yang tidak ditargetkan.
"Ini juga bisa berarti biaya pinjaman yang lebih tinggi dan investasi yang lebih rendah," tuturnya.
Di sisi lain, Habib memperkirakan inflasi di Indonesia juga akan meningkat hingga mencapai 3,6 persen pada tahun ini.
Harga minyak dunia secara historis mempengaruhi inflasi harga konsumen di Indonesia, tetapi efeknya dapat ditumpulkan oleh subsidi energi.
Ekonom Utama World Bank untuk Indonesia dan Timor-Leste Habib Rab mengungkapkan dua skenario pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023.
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Khofifah-Emil Punya Komitmen Konkret Menjadikan Jatim Episentrum Ekonomi Indonesia Timur