Wow! Polwan Bergelar Doktor Ini Diyakini Lebih Top dari Basaria Panjaitan
jpnn.com - JAKARTA - AKBP Rinny Wowor memecahkan rekor polisi wanita (Polwan) pertama yang menyandang gelar doktor program psikologi dari Universitas Indonesia. Akibat prestasinya ini, dia pun langsung mendapat ucapan selamat dari Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian, juga Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama.
Rinny mengaku, untuk mendapat gelar tersebut tidaklah mudah, apalagi dengan sejumlah tugas yang diembannya sebagai seorang polisi. "Bagi (polisi) yang lain semoga bisa termotivasi dengan saya ini, jangan merasa puas dengan apa yang ada," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (12/1).
Profesor Hamdi Muluk selaku promotor gelar doktor AKBP Rinny Wowo member pujian tinggi kepada istri dari Brigjen Pol Yazid Fanani itu. Menurutnya, Rinny adalah seorang polisi yang gigih, ulet dan tahan banting.
"Dia adalah de la cream-nya polisi, semua orang pasti sepakat dia dibilang begitu. Apalagi memulai karir (kepolisian) di jalur bintara tentu tidak mudah, beda halnya dengan lulusan sekolah perwira," ucap Hamdi.
Hamdi mengaku sangat bangga dengan apa yang diraih Rinny. Bahkan dia memprediksi jika, Rinny bakal mengalahkan karier Brigjen Pol Basaria Panjaitan yang kini menjabat sebagai wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya yakin, karier beliau akan terus menanjak, dan semoga tidak cepat puas dengan apa yang diraih, karena masih banyak yang harus diperbuat untuk negeri ini," pungkasnya. (Mg4/jpnn)
JAKARTA - AKBP Rinny Wowor memecahkan rekor polisi wanita (Polwan) pertama yang menyandang gelar doktor program psikologi dari Universitas Indonesia.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan