Wow! Ratusan PNS Ramai-ramai Booking Rusunami

jpnn.com - PALEMBANG - Pembangunan rumah susun milik (rusunami) di kawasan Jakabaring terus dikebut. Sejauh ini sudah ada ratusan pegawai negeri sipil (PNS) yang membayar booking fee Rp 500 ribu sebagai tanda jadi pembelian rusun 23 lantai yang diproyeksi sebagai wisma atlet tersebut. 

Hal ini diungkapkan Leo Manurung, manajer proyek Perum Perumnas Rusunami Jakabaring, kemarin (4/7) ketika ditemui di kantor Gubernur Sumsel. “Responsnya luar biasa terhadap rusunami. Saat ini, sudah ada ratusan lebih yang membayar booking fee,” katanya seperti dikutip dari Sumatera Ekspress (Jawa Pos Group). 

Menurut Leo, pihaknya memang rutin dan intens melakukan sosialisasi kepada para PNS, baik di lingkungan Pemprov Sumsel maupun pegawai di kabupaten/kota. Tujuannya agar serapan (penjualan) rusunami tersebut tinggi. Karena itu, pihaknya optimis hingga akhir 2016 sudah ada 1.500 unit yang booking fee.

“Saat ini, mereka (konsumen, red) tengah melengkapi berkas. Setelah itu, diajukan kepada bank untuk dilakukan verifikasi,” katanya. 

Diungkapkan Leo, pihaknya belum mempelajari calon konsumen, apakah sudah memiliki rumah atau belum. Termasuk, salah peruntukan atau tidak. Pasalnya, Perum Perumnas hanya menyediakan hunian. “Yang berwenang adalah perbankan yang menjadi mitra. Sebab, mereka yang memverifikasi data dan BI check in,” ucap dia. 

Terkait izin, lanjut Leo, saat ini perizinan terus berproses dan dilengkapi. Seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Dinas Tata Kota, Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), Analisis Dampak Lalu Lintas (Amdalalin), dan izin lainnya. 

Diakui Leo, pengurusan izin terbilang terlambat dari target satu minggu pasca-groundbreaking akhir Juni lalu. “Ya, sedikit terlambat. Itu karena butuh waktu. Kami pun terus mengejar perizinan,” ucap dia. 

Lebih jauh diungkapkan Leo, saat ini sedang pengerjaan drop beton, penimbunan, dan pengerukan. Realisasi pengerjaan baru 5 persen. Hingga akhir tahun, pihaknya menargetkan 25 hingga 30 persen. “Kami optimis target pengerjaan bisa terealisasi asalkan tidak ada kendala di lapangan. Dengan begitu, target penyelesaian akhir tahun 2017 bisa terealisasi,” pungkasnya. (yun/ce4/ray/jpnn)