Wuhan Suez
Oleh: Dahlan Iskan
Inilah salah satu kelemahan kapal raksasa: bidang yang diterpa badai sangat luas. Apalagi Ever Given penuh dengan tumpukan kontainer. Dari muka sampai belakang. Sampai-sampai, sekilas, kapal ini seperti gedung tinggi yang berderet-deret rapat. Badai menerpa Ever Given.
Posisi kapal pun berubah. Buritannya mengarah ke tepi barat sungai. Kepalanya bersandar ke tepi timur terusan. Kapal sepanjang 400 meter itu pun memblokade terusan yang lebarnya 200 meter.
Panjangnya kapal memang dua kali dari lebarnya terusan. Maka posisi kapal pun diagonal: memblokade total terusan Suez sisi selatan.
Kapal berhenti jegreg di situ. Dua ujungnya terperosok di pinggiran sungai yang lebih dangkal. Berbagai upaya menggerakkan kapal gagal. Buritannya terbenam dalam ke dalam lumpur.
Kalau saja badai itu datang satu jam kemudian, Ever Given akan selamat. Di depan sana, di bagian tengah terusan itu, ada danau besar yang dalam: Danau Pahit. Terusan Suez memotong danau itu.
Tapi badai datang terlalu pagi. Suez tersumbat di tengahnya. Lalu lintas kapal di terusan sepanjang 200 km itu pun berhenti total.
Ada 107 kapal di belakang Ever Given yang tertahan. Masih ada 41 kapal yang terpaksa parkir di Danau Pahit. Lalu ada 89 kapal yang dari arah utara menuju Laut Merah. Semua berhenti. Kian hari kian banyak yang tertahan.
Semua kapal menunggu nasib Ever Given: apakah bisa terangkat dari lumpur pinggiran barat terusan.