Wuihh...Album Rap Jadi Tesis di Harvard
Namun, beberapa lainnya memilih menulis kumpulan puisi, naskah film, dan novel.
Shaw ingin membuat sesuatu yang berbeda. Sebuah ide akhirnya tercetus dari ibunya, Michelle.
Dia melihat Shaw suka menulis musik rap dan membaca puisi. Hampir setiap malam Shaw juga tampil open mic di kampusnya.
Karena itulah, dia menyarankan Shaw untuk mengumpulkan album musik hiphop saja.
Begitu ide tersebut muncul, Shaw langsung mengumpulkan karya-karya yang telah dibuat.
Mahasiswa yang bakal magang sebagai software engineer di Google itu menyusun ulang dan menambahi berbagai elemen lainnya.
Dibutuhkan waktu setahun untuk menulis ulang dan proses perekaman sebelum karyanya selesai.
Lirik lagu yang ditulis dan dinyanyikan Shaw tidak sembarangan.
Lagu-lagu tersebut terinspirasi dari kumpulan cerita The Canterbury Tales karya Geoffrey Chaucer dan isu rasial di Amerika.
Sebagai pemuda kelahiran Stone Mountain, Georgia, Atlanta, Amerika Serikat (AS), isu rasial sangat dekat dengan Shaw.
Obasi Shaw akhirnya mengukir sejarah di Departemen Bahasa Inggris Harvard University.
- Gandeng Arsitek Harvard, YPS Hadirkan Klaster Premium, Harga Rp 700 Jutaan
- Dunia Hari Ini: Pencurian Bagian Tubuh Manusia di Sekolah Medis Harvard
- Andhika Sudarman, Pemuda Indonesia Lulusan Terbaik Harvard
- Profesor Harvard Puji Rencana Jokowi Bangun Pendidikan Kualitas Internasional di IKN
- Michelle Annissa
- Alumnus Harvard: Hidup Toleran adalah Ciri Kepribadian Bangsa Indonesia