Wuiihh! Tanam Rempah-Rempah, Kekayaan Petani Bisa Kalahkan Gaji Menteri
jpnn.com, MAKASSAR - Menteri Pertanian Amran Sulaiman sedang menargetkan pengembangan produksi rempah-rempah di tanah air.
Pria asal Sulawesi Selatan itu ingin menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil rempah-rempah terbesar di dunia.
"Ini mimpi besar kita semua, mengembalikan kekayaan rempah-rempah yang bisa sejahterakan Indonesia bersama juga dengan perkebunan holtikultura," ujar Mentan saat memberi arahan pada kepala daerah dan kadis pertanian di Rakor Perbenihan Perbibitan Wilayah Sulawesi di Makassar, Sulsel, Senin (31/7).
Amran mengatakan, Presiden Joko Widodo sudah mendukung penuh rencana pengembangan rempah-rempah dan pertanian holtikultura.
Bahkan, Presiden sudah mengizinkan penggunaan dana senilai Rp 5,5 triliun untuk membantu petani mengembalikan kejayaan rempah-rempah di tanah air.
"Presiden mengatakan kita pasti bisa mengembangkannya. Bayangkan kalau petani menanam rempah-rempah satu hektar, keuntungannya bisa kalahkan gaji menteri dan gubernur. Bisa dapat 200 juta pendapatannya. Jadi petani lebih kaya dari menteri, karena hasil usaha pertaniannya," sambung Amran yang langsung disambut tawa para pegawainya dan kepala daerah.
Amran juga membeberkan data seputar perkembangan rempah-rempah di Indonesia dari dulu hingga saat ini.
Untuk tanaman pala, peringkat produksi pertaniannya mencapai 34,3 ribu ton dan menjadi nomor satu di dunia.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman sedang menargetkan pengembangan produksi rempah-rempah di tanah air.
- Andi Amran Sebut Kalsel Berpotensi Produksi 5 Juta Ton Padi
- Tinjau Bendungan Ameroro di Konawe, Mentan Amran Dorong Produktivitas Pertanian Meningkat
- Kementan-Pupuk Indonesia Teken Kontrak Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Subsidi di 2025
- Pupuk Subsidi 2025 Dialokasikan Rp 46,8 T, Mentan Amran Pastikan Distribusi Tepat Sasaran
- Pupuk Indonesia & Kementan Berkolaborasi, Siap Salurkan Pupuk Bersubsidi Awal 2025
- Hamdalah, Mentan Amran Sulaiman Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Natal dan Tahun Baru