Wujudkan Swasembada dengan Mencetak Sawah dan Membangunkan Lahan Tidur

Tata ruang wilayah harus konsisten dan harus disiplin jangan terlalu mudah diubah areal peruntukannya.
Kinerja program cetak sawah terlihat mengesankan.
Sepanjang tahun 2014-2016, luas areal cetak sawah baru seluas 175.775 hektare dan tersebar pada lahan beririgasi dan rawa.
Pada 2019 di akhir masa pemerintahan presiden Jokowi diharapkan jumlah sawah baru yang berhasil dicetak diprogramkan seluas satu juta hektare.
Dari luasan tersebut diharapkan mampu memproduksi gabah kering giling setara beras 2,7 juta ton.
Swasembada Membutuhkan Lahan yang Cukup
Lahan yang dicetak menjadi sawah berasal dari berbagai latar belakang, yaitu areal milik pribadi masyarakat, lahan milik perhutani, milik negara atau milik pemda.
"Apabila lahan tersebut miliki negara, maka ada ketentuan khusus pemanfaatannya dan pengalihan haknya kepada masyarakat. Apabila milik sendiri, maka anggaran cetak sawah bisa berasal dari pemerintah tetapi juga bisa berasal dari dana petani sendiri," papar Pending Dadih.
Tantangan peningkatan kemandirian pangan berkaitan dengan permintaan kebutuhan pangan.
- Serapan BULOG Melonjak 2.000 Persen, Hendri Satrio: Dampak Tangan Dingin Mentan Amran
- Santri Turun ke Desa, Kembangkan Pertanian dan Peternakan
- Hadapi Puncak Panen, Bulog Jatim Optimalisasi Sarana Pengeringan dan Pengolahan
- Bayer Hadirkan Inovasi Berbasis Sains Untuk Kesehatan & Pertanian Indonesia
- Bulog Jatim Gandeng DPW Tani Merdeka untuk Serap Gabah Petani
- Menjelang Panen Raya 2025, Serapan Gabah Bulog Tembus 300 Ribu Ton