Wulan Malam

Oleh: Dahlan Iskan

Wulan Malam
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Alung rupanya mengenal baik ruko itu. Alung adalah bagian keamanan di ruko tersebut. Sekalian, kalau siang, jadi tukang parkir.

Dia dapat gaji sebagai satpam juga dapat penghasilan sebagai tukang parkir. Dia punya uang untuk bayar kamar hotel sekitar Rp 400.000/malam.

Sebagai penjaga, Alung membawa kunci salah satu ruko di situ. Pintu ruko pun dibuka. Wulan digotong naik ke lantai dua: dibaringkan di atas meja. Ditinggalkan begitu saja.

Siangnya Alung memberi tahu orang tuanya sendiri bahwa Wulan meninggal dunia. Kecelakaan. Mayatnya dia taruh di ruko.

Sang ayah lantas minta agar Alung memberitahukannya ke orang tua Wulan. Diantarlah Alung ke rumah Wulan. Alung tahu rumah itu. Sudah 11 bulan sering ke situ. Bahkan, hubungannya dengan Wulan sudah direstui.

Alung sudah dianggap anak sendiri. Waktu Alung ditahan, ayah Wulan sering menjenguk ke tahanan. Sambil membawakan makanan dan rokok.

Bahkan, sebagai penguasa ruko, Alung sering minta agar ayah Wulan menggantikan dirinya: menjadi tukang parkir di halaman ruko itu.

Setiba di rumah Wulan, Alun menangis. Dia mengatakan Wulan sudah meninggal: karena kecelakaan lalu-lintas. Mayatnya di ruko. Mereka pun ke ruko yang sudah mereka kenal.

ASMARA tidak mengenal masa kampanye capres-cawapres. Itu yang terjadi di Bogor. Alung membunuh Wulan -sapaan Putri Wulandari. Karena asmara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News