Xi Jinping Serukan Genjot Belanja Militer, Siap Serbu Taiwan
jpnn.com, BEIJING - Pidato Presiden Xi Jinping pada pembukaan Kongres ke-20 Partai Komunis China menjadi sinyal bahwa Beijing akan mempertahankan kebijakan yang selama ini telah memicu ketegangan dengan AS dan negara-negara lain.
Dalam forum lima tahunan tersebut, Xi memuji pencapaian pemerintah dan mengatakan partai akan berusaha untuk mencapai apa yang disebutnya peremajaan bangsa.
"Masa depan kami cerah, tetapi jalan kami masih panjang," kata Xi kepada lebih dari 2.000 delegasi yang menghadiri pembukaan, yang diadakan di Aula Besar Rakyat yang menghadap Lapangan Tiananmen di pusat kota Beijing.
"Kita harus menumbuhkan rasa tujuan, ketabahan, dan kepercayaan diri yang lebih kuat di seluruh partai dan orang-orang Tiongkok sehingga kita tidak dapat terpengaruh oleh kekeliruan, dihalangi oleh intimidasi atau ditakut-takuti oleh tekanan," katanya.
Xi menyerukan investasi lebih lebih besar untuk sayap militer partai, Tentara Pembebasan Rakyat, lalu menegaskan bahwa China tidak akan mengesampingkan opsi penggunaan kekuatan untuk mewujudkan reunifikasi dengan Taiwan.
“Reunifikasi pasti harus dicapai dan reunifikasi pasti tercapai,” katanya.
Kongres yang akan berlangsung selama sepekan ini digelar ketika ekonomi China tengah menghadapi tantangan besar akibat perlambatan yang tajam pada sektor properti, perang di Ukraina dan kerugian ekonomi pada pariwisata, ritel, dan manufaktur sebagai dampak pembatasan COVID-19 .
Seperti kebanyakan peristiwa politik China, sedikit informasi telah dirilis sebelumnya dan hasilnya hanya akan diumumkan akhir pekan depan, setelah berhari-hari sesi tertutup.
Pidato Presiden Xi Jinping pada pembukaan Kongres ke-20 Partai Komunis China jadi sinyal buruk bagi dunia
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama
- Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Ganda Campuran China dan Malaysia Saling Sikut
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025
- Terungkap! WNI Jadi Korban Kerja Paksa dan Eksploitasi Finansial di Kapal Taiwan
- Pengamat Nilai Kritik 'The Economist' kepada Prabowo Tak Sesuai Kenyataan
- 'Trump Effect' Bisa jadi Peluang Besar bagi Indonesia, Asalkan