Xilone Sabet Gold Award di Jepang
Kamis, 04 Oktober 2018 – 20:36 WIB
jpnn.com, SURABAYA - Berawal dari keinginan membantu adiknya mengenal abjad, Xilone Margareth Andariska justru bablas menjadi juara dalam kompetisi 12th Toyota Dream Car Art Contest di Jepang. Semula tidak ada yang menyangka jika Xilone bisa menjadi juara utama apalagi mendapat Gold Award dalam kejuaraan lomba lukis di Tokyo, Jepang, pada 29 Agustus lalu. Lukisan karyanya menyingkirkan sekitar 650 ribu peserta lainnya dari 72 negara.
Di atas kertas berukuran A3, Xilone menghadirkan banyak unsur abjad dalam satu lukisan. Dia memadukannya sedemikian rupa sehingga ada unsur fun dan gambar mobil-mobilan. Xilone menamai lukisan itu Alfabe. ''Jadi, dia memadukan unsur belajar berupa abjad dan unsur permainan berupa mobil,'' ujar guru Lukis Daun Sanggar Lukis Anak Arik S. Wartono Arik merupakan guru lukis anak dari pasangan Dian Anugraheni dan Aries Nico Christian tersebut.
Xilone memberikan susunan sesuai abjad. Juga, dilengkapi orang yang mengoperasikan kendaraan tersebut. Dalam lukisan itu, Xilone tidak hanya menggambarkan mobil yang konvensional di darat. Tetapi juga heli car dan jet car. Juga, menggambarkan mobil itu sesuai tema.
Misalnya, heli dan jet car yang sedang terbang di atas rumah. Water car sedang menyiram bunga di taman, police car berpatroli di jalan, dan vegetable car berjualan sayur-sayuran di pinggir jalan.
Dalam satu lukisan bocah yang beralamat di Bendul Merisi itu, ada dua sisi kelebihan sekaligus. Ada unsur edukatif yang berperan dalam menuntaskan buta huruf dunia. Ada juga unsur transformatif di bidang transportasi. Ide lukisannya bisa digunakan untuk media pembelajaran bagi anak-anak yang belum bisa membaca. Selain itu, karyanya menginspirasi rancangan transportasi masa depan bagi pihak pabrikan mobil. ''Kan belum ada vegetable car, ice car,'' ucap Arik yang punya sanggar lukis berjalan tersebut.
Karena itu, lukisannya berhasil meraih juara utama kategori umur delapan tahun ke bawah dalam 12th Toyota Dream Car Art Contest di Tokyo, Jepang, pada 29 Agustus 2018 dan mendapat dua penghargaan sekaligus, Golden Award dan Engineering Award. Sebelumnya, Xilone mengikuti kompetisi secara nasional dan bersaing dengan 10.000 peserta dari daerah lain.
Dian Anugraheni, ibu Xilone, masih tidak menyangka jika anaknya menang. Namun, Dia mengatakan bahwa sejak kecil anaknya memang suka menggambar apa saja. Karya-karyanya pun imajinatif. Awalnya, kerjaannya tiap hari mencoret tembok rumah, luar maupun dalam. Spidol milik ibunya yang biasanya untuk membuat laporan tiba-tiba habis dan tintanya terlihat berseliweran di mana-mana. ''Nggak hanya di tembok, tetapi juga di meja, TV, sofa, bahkan seprai jadi buat gambar,'' katanya.
ada dua sisi kelebihan sekaligus. Ada unsur edukatif yang berperan dalam menuntaskan buta huruf dunia. Ada juga unsur transformatif
BERITA TERKAIT
- Trisya Suherman: Lukisan Go Green Taruparwa Bisa jadi Penyemangat Para CEO
- Langganan Prestasi, Sekolah Kharisma Bangsa Beber Resep Mendidik Siswa
- Jam Tangan Ridwan Kamil x Modderfathers Dilelang
- Alumni ITB Bersatu untuk Mewujudkan Visi Indonesia 2045 Melalui Lukisan Kolaboratif
- G3N Project Usung Karya Seniman Maestro & Pendatang Baru di ArtMoments 2024, Ada Lukisan Murni
- Cerita Pidi Baiq Mencoba Jadi Pelukis Gegara Pandemi Covid-19