Xilone Sabet Gold Award di Jepang
Kamis, 04 Oktober 2018 – 20:36 WIB
Setelah masuk sekolah di SD Margorejo 3 Bendul Merisi, kegemarannya semakin menjadi. Apa yang dilihat, yang dialami, dan dipikirkan digambar pada permukaan yang bisa digambar. ''Buku sekolah isinya gambar saja,'' tutur perempuan 37 tahun itu. Anaknya pendiam, baik di rumah maupun di sekolah, bahkan juga di sanggar lukis. Jika teman-temannya keluar bermain saat jam istirahat, dia hanya duduk dan menggambar di dalam kelas.
Karena kegemarannya tersebut, Aries Nico Christian, ayah Xilone, memasukkannya ke sanggar lukis milik Arik S. Wartono pada November 2017. Awal-awal di sana Xilone sempat menangis karena merasa tidak bisa menggambar. Namun, lamban laut dia kerasan. Lukisan pertamanya bercerita tentang anak sekolah yang bermain di sekolah lengkap dengan gedung dan pepohonan. Kedua lukisan keris. Lalu, lukisan ketiganya tentang alfabet car yang barusan menang.
Selain dapat medali di Tokyo, pada 21 September 2018, lewat lukisannya tentang reog Ponorogo, perempuan yang banyak diam itu mendapat Honorary Award kategori usia 8-10 tahun pada kompetisi 21st Annual Peas Pals International Art Exhibition and Awards, Art Contest di 26 Benton Road, Wassaic, New York, yang diikuti 79 negara dan 6.000 peserta. (*/c15/ano)
ada dua sisi kelebihan sekaligus. Ada unsur edukatif yang berperan dalam menuntaskan buta huruf dunia. Ada juga unsur transformatif
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Trisya Suherman: Lukisan Go Green Taruparwa Bisa jadi Penyemangat Para CEO
- Langganan Prestasi, Sekolah Kharisma Bangsa Beber Resep Mendidik Siswa
- Jam Tangan Ridwan Kamil x Modderfathers Dilelang
- Alumni ITB Bersatu untuk Mewujudkan Visi Indonesia 2045 Melalui Lukisan Kolaboratif
- G3N Project Usung Karya Seniman Maestro & Pendatang Baru di ArtMoments 2024, Ada Lukisan Murni
- Cerita Pidi Baiq Mencoba Jadi Pelukis Gegara Pandemi Covid-19