btn close ads

Xinjiang

Oleh Dahlan Iskan

 Xinjiang
Foto/ilustrasi: disway.id

Kebetulan ia akan melakukan perjalanan ke Asia Tenggara. Ke tanah Melayu. Lalu ke Jepang. Ia berjanji akan ke Beijing. Untuk membicarakan lebih detail tentang rencana itu.

Waktu di Beijing lebih banyak tokoh Islam yang bisa hadir. Mereka sepakat mengangkat Sheldrake menjadi raja Xinjiang. Dengan gelar Raja Khalid Sheldrake.

Berita itu mulai menyebar ke Xinjiang. Meluas. Dengan pro dan kontranya. Menghebohkan para penguasa lokal di sana.

Ada yang setuju. Ada yang tidak. Ada yang mengancam. Ada yang akan membunuhnya.

Istri Sheldrake sudah terlanjur menyusul ke Beijing. Dengan gelar Queen Ghazi.

Maka raja dan tatu baru ini berangkat ke Xinjiang. Naik unta. Berduyun-duyun. Melewati gurun yang maha luas.

Di Xinjiang sendiri situasi kian panas. Pro-kontra tidak terkendali.

Akhirnya Raja Sheldrake tidak jadi meneruskan perjalanan itu. Tidak sampai ke Kasghar. Ibukota Xinjiang lama.

Namanya: Beltram Sheldrake. Semangat keislamannya luar biasa pula. Orang inilah yang membangun masjid di Inggris.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News