Ya Ampun, Teganya Petugas Pemakaman Tak Datang Menguburkan Pasien Suspect Covid-19
"Lihat dua ibu perawat. Mereka sudah merawat, memulasarkan sampai memakamkan jenazah," aku Guntur.
Guntur menyebutkan, keberadaan dirinya dan satuan di lokasi untuk melakukan pengamanan. Namun, melihat situasi hanya ada perawat yang mengubur jenazah, maka Guntur berinisiatif untuk turun bersama ajudannya mengambil bagian dari prosesi pemakaman tersebut.
"Kasihan lihat para perawat ibu-ibu itu, karena memang belum ada petugas untuk menimbun makam, yang ada itu hanya petugas penggali makam yang siap, sedang yang makamin (memakamkan) tidak ada," terang Guntur.
Selain tim petugas yang tidak ada, peralatan untuk melakukan penguburan hanya ada dua cangkul untuk melakukan proses penguburan, tetapi hanya satu cangkul yang bisa digunakan.
Proses gali kubur memang telah dilakukan, tetapi para penggali kubur itu tidak ikut dalam proses pemakaman jenazah.
"Ada dua cangkul, tapi yang bisa dipakai cuma satu. (Proses penimbunan tanah makam) kami gunakan satu cangkul dan pakai tangan," terang Guntur.
Selain itu, Guntur juga menyebut bahwa perlengkapan APD untuk proses penguburan terbilang minim.
Prosesi pemakaman dilakukan secara protokol kesehatan di pemakaman khusus milik Pemkab Tanjab Barat, tepatnya di belakang Asrama Mako Brimob dan Balai Latihan Kerja (BLK), di Desa Terjun Gajah Betara.
Selama dua jam jenazah pasien suspect covid-19 telantar dan akhirnya hanya empat perawat menggali kubur.
- Soal Jilbab, Dirut RS Medistra Beri Klarifikasi Agar Tidak Menimbulkan Salah Persepsi
- Menaker Apresiasi Badan Ketenagakerjaan Federasi Jerman yang Berminat Terima Perawat Indonesia
- Diduga Menelantarkan Bayi, WNI di Jepang Ditangkap Polisi
- Menaker Ida Fauziyah Bahas Penempatan Perawat Indonesia dalam Kunjungan ke Jerman
- 5 Berita Terpopuler: Jatah Formasi Tendik Kecil, Menteri Anas Minta Usulan Khusus Honorer, Bamsoet Dorong Pengangkatan PPPK
- Perawat Indonesia Diterima Bekerja di Singapura, Ini Harapan Menaker Ida Fauziyah